Wujud Konsep Bergerak Bersama, Ita Resmikan Taman Ngaliyan

Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membangun satu taman pasif yang ada di simpang Jrakah, Ngaliyan. Taman Ngaliyan yang memiliki luas 1.468 meter persegi ini hasil kerjasama antara Pemkot Semarang dengan PT Karya Deka Lestari (BSB) melalui dana corporate social responsibility (CSR).

Taman Ngaliyan diresmikan langsung oleh Plt Walikota Semarang, Hevearita Gunaruanti Rahayu pada Jumat.

Plt Walikota Semarang yang akrab disapa Ita, menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada PT Karya Deka Lestari atas terselesaikannya pembangunan taman pasif di kawasan barat Kota Semarang.

Ia mengaku CSR perusahaan harus bisa dioptimalkan untuk pembangunan Kota Semarang. Konsep bergerak bersama tercapai dengan adanya sinergitas antara Pemkot dengan para pengusaha di Kota Semarang.

“Kalau semuanya menjadi beban Pemkot Semarang maka APBD tidak akan cukup karena taman di Kota Semarang banyak sekali sehingga ini menjadi peran stake holder yang bisa memberikan sumbangsih kepada pemerintah,” kata Ita, usai meresmikan Taman Ngaliyan.

Ita mengatakan selama ini Pemkot Semarang selalu memberikan dukungan kepada para pengusaha di Kota Semarang, harapannya timbal balik dari pengusaha bisa diberikan kepada Kota Semarang melalui pembangunan termasuk ruang terbuka hijau.

Di kawasan Ngaliyan-Mijen sendiri masih banyak tempat yang bisa dioptimalkan menjadi ruang terbuka hijau. Salah satunya didepan kantor Kecamatan Ngaliyan. Bahkan Ita menyebut saat ini kawasan Ngaliyan sudah seperti Kota Satelit atau kota mandiri yang bisa terus dikembangkan pembangunannya dengan menggandeng CSR yang ada.

“Saya sampaikan ke PT Karya Deka Lestari mungkin setelah Taman Ngaliyan bisa juga membangun ruang terbuka hijau di wilayah Ngaliyan – Mijen yang belum optimal misalnya didepan kantor Kecamatan Ngaliyan agar bisa  bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” tuturnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengatakan peningkatan Taman Ngaliyan ini menelan anggaran dari CSR sebesar Rp 564 juta. Peningkatan taman yang dilakukan adalah penambahan tanaman, pemindahan tiang dari taman yang lama dan merapikan tiang-tiang.

“Konsepnya ini berubah jadi taman minimalis modern. Jadi ini memang peningkatan taman yang ada sebelumnya. Patung relief perjuangan juga dilakukan perbaikan agar lebih terlihat,” kata Ali.

Ali mengatakan saat ini pihaknya memang membutuhkan anggaran dari CSR perusahaan untuk melakukan pembangunan dan pemeliharaan. Pasalnya APBD Pemkot sendiri masih banyak terkena refocusing penanganan pandemi Covid-19.

“Kita masih menbutuhkan anggaran untuk taman di Kota Semarang bahkan pemeliharaan itu kita masih kewalahan untuk anggarannya apalagi masih pandemi,” tandasnya. (ksm)