Semarang, UP Radio – Demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama musim hujan. Selama masa tersebut tak sedikit masyarakat yang harus dirawat secara intensif di rumah sakit karena terjangkit penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Kota Semarang, selama bulan Januari hingga awal bulan Maret 2020 telah merawat 182 pasien demam berdarah. Saat ini masih ada 12 pasien yang masih dirawat yang sebagian besar adalah anak-anak.
“DBD di RSUD Kota Semarang di bulan januari terdapat 59 Pasien, Februari 92 pasien, dan maret ada 19, saat ini masuk 12 pasien. Dari 12 pasien, 4 orang masuk di PICU sisanya di ruangan rawat biasa,” ungkap Eko Krisnarto, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Wongsonegoro, Rabu (11/3).
Penyakit demam berdarah dengue yang menyebar melalui perantara gigitan nyamuk aedes aygepti. Penyakit ini selalu muncul di musim penghujan seperti saat ini.
Menghadapi terjadinya peningkatan pasien DBD, pihak RSUD Wongsonegoro pun telah memaksimalkan ruangan yang ada bahkan memanfaatkan selasar di ruangan perawatan agar pasien demam berdarah tertampung dan tertangani secara medis, sehingga mampu meminimalisir dampak buruk dari penderitannya.
“Upaya RSWN Kota Semarang adalah menyiapkan bed bed terutama pasien anak anak karena yang banyak adalah usianya 6 sampai 18 tahun sehingga kita menyiapkan bed yang mungkin ada di selasar ini. Kemudian kami juga akan mengoptimalkan tenaga, karena di IGD jumlah pasien anak semakin meningkat. Biasanya terjadi outbrake bulan Maret atau bulan April,” ujarnya.
Penyakit demam berdarah dengue dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih salah satunya membersihkan penampungan air secara rutin agar tidak dijadikan tempat berkembangnya jentik. Langkah efektif dalam pemberantasan jentik nyamuk adalah dengan memaksimalkan tugas dari juru pemantau jentik atau jumantik. (ksm)