Warga Dinar Indah Mengaku Betah Berada di Tempat Pengungsian

Semarang, UP Radio – Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama jajaran meninjau lokasi pengungsian sementara di Balai Diklat Kota Semarang yang telah dipersiapkan pemerintah bagi warga terdampak banjir di Perumahan Dinar Indah, Meteseh, Kota Semarang.

Sebanyak 30 kamar di Balai Diklat Kota Semarang telah digunakan pengungsi.

Tak hanya itu, ada pula posko kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh para pengungsi yang mengalami sakit dan dalam masa pemulihan pasca banjir.

Terdapat pula posko bantuan bagi korban banjir berapa pakaian pantas pakai, selimut, perlengkapan sehari-hari dan makanan yang membuat betah para pengungsi.

Mbak Ita, sapaan akrab Plt Walikota Semarang ini juga berbincang dengan para pengungsi banjir dari Perum Dinar Indah.

Mereka mengaku betah dan senang bisa tinggal sementara di Balai Diklat saat hunian mereka dibersihkan oleh petugas dan relawan.

“Kami bersama pak Sekda dan OPD bagi tugas meninjau dan memantau proses pembersihan dan pemberian bantuan korban banjir. Hari ini lokasi ketujuh dalam pantauan, ” ujar Mbak Ita.

Menurutnya, saat meninjau lokasi banjir di Rowosari pihaknya merasa lokasi banjir lebih parah bahkan menyebabkan 350 KK terdampak.

“Saat kami memberikan bantuan di Rowosari, kejadiannya hampir sama seperti banjir bandang di Wahyu Utomo. Kami juga menawarkan kepada warga yang rumahnya masih banyak Lumpur dan butuh pembersihan lama agar mengungsi sementara di Balai Diklat. Namun mereka enggan dan bersikukuh tetap menempati rumah mereka,” Katanya.

Sedangkan warga Dinar Indah terdampak banjir sudah menempati kamar-kamar di Balai Diklat sebagai lokasi pengungsian sementara untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti banjir susulan.

“Yang di Balai Diklat ada 30 kamar yang ditempati oleh warga Dinar Indah yang pertama terdampak. Disini ada posko kesehatan yang bisa dimanfaatkan warga. Kemarin ada beberapa orang yang sakit, ada yang habis stroke, sesak nafas, ada yang baru selesai operasi sehingga kami siapkan posko kesehatan bahkan kalau ada yang perlu dirujuk maka akan dibawa ke RSWN,” terangnya.

Ita mengaku, warga tersebut awalnya bersikeras menolak untuk menempati Balai Diklat dan ingin tetap berada di pengungsian Masjid Ar Rahman. Namun, Mbak Ita dengan tekadnya membujuk utamanya lansia dan warga yang memiliki balita agar berada di lokasi yang lebih nyaman di Balai Diklat.

“Alhamdulillah yang awalnya susah saat kami bujuk di Balai Diklat ternyata mereka senang disini. Kita harapkan kalau memang ada warga terdampak banjir yang memerlukan tempat tinggal sementara baik dari Dinar Indah, Rowosari maupun Penggaron, Balai Diklat ini siap menerima warga disana,” imbuhnya. (ksm)