Walikota Semarang Siap Wadahi Potensi Siswa SMK Kembangkan Jiwa Entrepreneur

Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong para siswa SMK di Kota Semarang, agar memiliki jiwa entrepreneur.

Pemkot Semarang sendiri akan menyiapkan wadah bagi siswa sekolah kejuruan agar bisa belajar menjadi entrepreneur atau pengusaha. Wadah tersebut berupa program kegiatan maupun ruang untuk memamerkan karya mereka.

Hal itu disampaikan Mbak Ita sapaan akrab Hevearita saat menghadiri perayaan HUT ke-50 SMKN 6 Semarang, Selasa (31/1/2023).

Advertisement

Pemerintah Kota Semarang, kata Mbak Ita, juga beberapa kali bekerja sama dengan SMKN 6 Semarang. Salah satunya menggelar kegiatan fashion show di Pasar Johar. Rencananya, pihaknya akan membuat program-program lain agar keterampilan siswa SMK semakin terasah.

“Saya sudah tidak asing lagi dengan kegiatan yang dilakukan anak-anak kita di SMK negeri khususnya SMK Negeri 6. Beberapa waktu lalu, kami bersama dengan Disdik Provinsi Jateng melakukan kegiatan di Pasar Johar. Begitu melihat kegiatan HUT SMKN 6, kami terbesit menggelar kegiatan untuk siswa-siswi,” jelas Mbak Ita, Selasa.

Dalam rangkaian HUT ke-50 SMKN 6 Semarang, ada beragam penampilan dan pameran dari masing-masing jurusan, antara lain keterampilan pameran minuman, makanan, desain, handicraft, fashion, make up artist (MUA), dan lain-lain.

Melihat kemampuan para siswa, Ita ingin memberikan wadah bagi anak muda sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat ia dilantik menjadi walu walo kota.

“Saya terbesit apa yang disampaikan Pak Ganjar saat pelantikan untuk memberi wadah anak-anak muda. Kami terbesit mengadakan kegiatan, misalnya di Kota Lama khusus menyambut Hari Pendidikan Nasional atau Sumpah Pemuda. Sehingga, anak-anak muda khususnya sekolah menengah kejuruan nanti saat lulus bisa jadi entepreneur,” ujarnya

Selain program kegiatan, Mbak Ita juga ingin ada satu ruang atau tempat untuk memamerkan karya-karya siswa sekolah kejuruan. Karya-karya tersebut bisa dijual sehingga dari upaya ini siswa bisa belajar berwirausaha. “Bisa dikolaborasikan di Bulu Krestif, Semarang Krestif Galeri, atau Pasar Johar. Sehingga anak-anak bisa mendapatkan pengalaman lebih luas,” tambahnya.

Lebih lanjut, Mbak Ita memaparkan, produk-produk siswa kejuruan bisa dinasukan dalam e-katalog agar mereka bisa mempunyai pemasukan dan meningkatkan karya mereka.

“Kami juga mendorong para siswa ini mulai menggarap buah tangan yang identik dengan Kota Semarang, khususnya pariwisatanya. Seperti pin, kaos, tas, dan merchandise gambar Kota Lama Semarang, atau lainnya,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Penidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Uswatun Hasanah menyambut baik rencana Wali Kota Semarang memberikan wadah bagi siswa sekolah kejuruan. Dalam kurikulum merdeka, sisi kolaboratif sangat diperlukan untuk perkembangan siswa. Saat ini kolaborasi tidak hanya antarsiswa melainkan antarsekolah.

“Kami menggagas kolaborasi antarsekolah. Misalnya, kuliner di sekolah satu dengan kuliner sekolah lain, bar tender dengan bar tender, dalam sebuah event. Kami senang. Hal demikian bisa dikolaborasikan,” terang Uswatun.

Hanya saja, dia menekankan agar setiap kegiatan melibatkan siswa harus terap menjaga integritas dan mengusung sekolah gratis. Semua biaya yang dikeluarkan menggunakan biaya operasional sekolah (BOS).

Pada kesempatan yang sama, Kepala SMKN 6 Semarang, Almiati mengatakan, sekolah sangat senang jika ada wadah bagi anak-anak untuk berkreasi. Pasalnya, siswa memiliki potensi dan bakat yang sangat luar biasa namun kadang tidak tersalurkan.

“Maka, dalam rangka HUT kami adakan gelar karya pameran supaya bakat tersalurkan, potensi mereka ada. Kalau dilihat Ibu Wali Kota, Ibu Kadinas, anak-anak senang dan termotivasi untuk berkreasi,” ujarnya.

Pihaknya mengadakan gelar karya ini pada kegiatan HUT ke-50 SMKN 6 Semarang untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan topik stop bullying untuk mencegah terjadinya perundungan di sekolah.

Selain itu, pihaknya juga mengambil tema kerifan lokal dengan topik mantu adat jawa. Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada anak bahwa pernikahan dilakukan jika sudah matang. Sehingga, tidak terjadi pernikahan dini. (ksm)

Advertisement