Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyayangkan dihentikannya kompetisi sepak bola nasional Liga 1 selama dua pekan. Pasalnya, grafik permainan PSIS Semarang saat ini sedang merangkak naik. Namun demikian, pihaknya tetap menghormati keputusan yang telah ditetapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) maupun PSSI tersebut.
“Sayang sekali ya. Saya sangat menyesalkan hal itu, karena saat ini sepak bola di Indonesia sudah mulai merangkak naik,” ungkap Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang.
Apalagi, kata Hendi begitu ia akrab disapa, tim kebanggan warga Kota Semarang, PSIS yang berlaga di Liga 1 saat ini sedang merangkak bangkit dari keterpurukan yang dialami tim selama beberapa musim. “Dengan kejadian ini, tentu sangat disayangkan, apalagi PSIS Semarang sedang bagus-bagusnya,” ungkapnya.
Seperti diberitakan, pembekuan Liga 1 dilakukan pasca terjadinya aksi brutal oknum suporter Persib Bandung yang menganiaya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila. Penganiayaan hingga menyebabkan korban tewas itu dilakukan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (23/9/2018).
Menurut Hendi, keputusan pembekuan Liga sepak bola Indonesia harus menjadi evaluasi bagi seluruh penggiat komponen yang bergerak di dunia sepakbola. “Harus menjadi evaluasi, supaya sepak bola tidak menjadi sarana untuk saling bermusuhan, namun menjadi sarana industri, hiburan dan sarana meraih prestasi khususnya peningkatan prestasi sepak bola Indonesia,” tegasnya,
Di sisi lain, Wali Kota berpesan kepada seluruh suporter PSIS Semarang, baik Panser Biru maupun Snex untuk tidak meniru tindakan brutal dalam kejadian tersebut. “Saya berpesan kepada suporter PSIS Semarang agar jangan ditiru, resikonya besar dan memberikan dampak negatif yang sangat besar. Kita senang-senang saja, kalau PSIS menang kita bangga, kalau kalah harus tetap kita dukung,” tukas Hendi. (ksm)