Semarang, UP Radio – Penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level 2 ke level 1 terus digenjot Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Salah satunya adalah memperbanyak tracing dan testing yang menjadi salah satu indikator penurunan level.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan dari beberapa indikator syarat penurunan untuk masuk ke level 1, hanya kurang satu indikator yakni tracing, sementara indikator lainnya seperti vaksinasi, positif rate sudah memenuhi syarat
“Sebenarnya kurang satu, yakni dari sisi tracing. Saat ini kita baru delapan orang, sementara yang diminta Kemenkes minimal 14 orang,” katanya Selasa (21/3).
Pria yang akrab disapa Hendi ini menegaskan jika Pemkot Semarang akan terus berusaha meningkatkan jumlah tracing untuk bisa memenuhi syarat turun ke level 1. Salah satunya dengan menambah tenaga tracer, dan melakukan konsolidasi dengan TNI – Polri untuk membantu melakukan tracing.
“Tenaga tracer kita tambah, mengaktifkan juga yang sudah ada. TNI – Polri kita minta juga untuk membantu. Indikator yang lain sudah level 1, kurang satu ini,” tutur Hendi.
Sementara untuk capaian vaksinasi kata dia, khusus V 1 terus meningkat dan sudah mencapai 93 persen atau 1,2 juta lebih. Sementara untuk V 2 mencapai lebih dari 58 persen atau 750 ribu masyarakat. Dari sisi jumlah kasus pun sudah banyak yang wilayah ditingkat kelurahan ataupun kecamatan sudah zero kasus.
“Wilayah yang zero kasus sudah banyak, yang dirawat pun warga Semarang ada 34 orang,” jelas Hendi.
Hendi berharap kasus Covid-19 di Semarang terus menurun dengan digenjotnya vaksinasi serta penerapan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi banyak negara tetangga yang malah mengalami peningkatan kasus, bahkan ada virus varian baru yakni Lamda dan MU.
“Mudah-mudahan terus turun agar Covid-19 ini tidak membebani langkah kita, tapi jangan lemah prokesnya. Jika masyarakat sudah terbiasa (patuh prokes,red) saya rasa tidak akan ada lagi ledakan kasus,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, M. Abdul Hakam menjelaskan jika tracing ataupun tracking untuk masuk ke level 1 harus di angka minimal 15 orang. Padahal dari positif rate sudah dibawah 1.
“Kita masih diangka 8, nah kita lakukan skrining secara random di sekolah, kantor, tempat umum dan lainnya, sebagai langkah preventif,” tambahnya.
Sementara untuk cakupan vaksinasi, Hakam menejelaskan jika V1 sudah di angka 94,48 persen atau mencapai 1.232.944 penduduk. Sementara untuk V2 mencapai 58,25 persen atau 760.216 penduduk. Khusus vaksinasi booster nakes atau V3 di angka mencapai 17.690 nakes dari target 24 ribu nakes.
Ia mengaku pada bulan ini akan mengejar, V2 agar jarak dengan V1 tidak terlalu lebar. Minggu ini saja ia mengaku membutuhkan 105 ribu vaksin yang dibagi ke V1 dan V2. “V1 minggu ini kita butuh 70 ribuan, V 2 35 ribu. Puskesmas dan Kelurahan untuk V1, dan V2 juga kita kejar agar gap nya tidak semakin lebar,” jelasnya. (ksm)