Semarang, UP Radio – Meski di sejumlah senior bisnis masa pandemi telah menjadi sentiment negatif, namun disektor investasi pasar modal justru mengalami pertumbuhan positive.
Dimasa pandemi minat masyarakat berinvestasi di pasar modal dari khususnya kalangan milenial terus mengalami peningkatan di sepanjang tahun 2021.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jateng 1, Fanny Rifqi El Fuad mengatakan Jumlah investor anak muda dengan usia 18-25 tahun di Jateng yang tertarik berinvestasi pasar modal hingga Juli 2021 mencapai 116.641 investor dengan usia 18-25 tahu.
“Jumlah investor di Jateng didominasi oleh anak muda. Perubahan ini bisa dilihat dari data per Juli 2021, ada sebanyak 116.641 investor dengan usia 18-25 tahun,” ujar Fanny saat memberikan paparan dalam kegiatan Workshop Wartawan Digital KP BEI Jateng 1 secara daring di Semarang (7/10/21).
Selain investor anak muda investor Terbesar lainnya ada diusia 26-30 tahun sebanyak 61.997 orang, 31-40 tahun 54.656 orang dan di atas 41 tahun sebanyak 39.879 orang.
Dia mengatakan, peningkatan investor dari kalangan generasi muda tersebut, tidak lepas dari berbagai kegiatan dan kerjasama dalam meningkatkan literasi pasar modal. Salah satunya, dengan menggandeng perguruan tinggi.
“Kita menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi, untuk membuat program galeri investasi BEI. Dalam kegiatan tersebut, kita juga mengajak perusahaan sekuritas di wilayah KP BEI Jateng 1, sehingga edukasi terkait literasi pasar modal ini bisa disebarluaskan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dalam lima tahun terakhir, literasi masyarakat akan pasar modal juga terus meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan kepemilikan saham dan trading value, dari dalam negeri yang juga terus bertambah.
Tercatat pada 2015 lalu, kepemilikan saham masih didominasi modal asing yang mencapai 63,79 persen, semetara dalam negeri hanya 36,21 persen. Angka tersebut berubah pada 2020, menjadi 49, 21 persen asing dan 50,79 persen local.
Demikian juga dengan trading value, yang meningkat menjadi 68,54 persen dari dalam negeri pada 2020, dibanding pada 2015 di angka 56,79 persen.
“Hal tersebut juga terjadi di Jateng, salah satunya bisa dilihat dari peningkatan jumlah investor. Selama 5 tahun terakhir, dari 2016-2020, jumlahnya tumbuh mencapai 299 persen. Bahkan pada semester I 2021, jumlahnya tumbuh 55,70 persen,” jelasnya.
Tercatat pada 2016 baru ada 47.594 investor, namun pada 2020 sudah mencapai 176.694 investor. Bahkan pada semester 1 2021, angka tersebut bertambah menjadi 275.117 investor.
“Pertumbuhan tertinggi di Kota Semarang, meski demikian hal senada juga terjadi di wilayah lainnya di sekitarnya, seperti di wilayah Salatiga, Kendal, Demak dan Grobogan. Demikian juga di wilayah karisidenan Pekalongan dan karisidenan Pati,” pungkasnya. (shs)