UPGRIS Terapkan Kuliah Lebih Cepat Lewat Program RPL

Semarang, UP Radio – Universitas PGRI Semarang akan segera menerapkan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk membuka kesempatan bagi masyarakat dengan latar belakang keahlian dan dari disiplin ilmu apapun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Guna meralisasikan hal tersebut, sebanyak 38 asosiasi profesi dan praktisi dilibatkan pada Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Kampus Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

Rektor Universitas PGRI Semarang Dr Muhdi SH MHum menyatakan Program RPL akan membuka kesempatan bagi praktisi untuk mendapat perkuliahan lebih singkat.

Advertisement

“Ada guru lulusan D3 yang ingin melanjutkan ke jenjang S1 Pendidikan Bahasa Jawa, dia tidak harus dari D3 Bahasa Jawa. Tapi nanti ada beberapa SKS yang akan dikonversikan,” ungkap Muhdi, usai membuka Focus Group Discussion (FGD) UPGRIS dan Asosiasi Profesi tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang digelar di Gedung Pusat Kampus UPGRIS, Senin (6/8).

Menurut Muhdi, melalui pelibatan pihak asosiasi profesi ini bertujuan untuk memberi penilaian kepada calon mahasiswa berkaitan dengan kompetensi yang sudah dimiliki serta memberikan rekomendasi terkait seberapa jauh kompetensi yang dimiliki.

“Dengan begitu, UPGRIS nantinya tinggal menerima dan memberikan pembelajaran sesuai dengan sisa SKS yang harus diselesaikan, khususnya pada jenjang S1,” tambahnya.

Secara keseluruhan program RPL dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi profesional yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kesempatan itu diberikan dengan alasan karena pihak profesional yang dimaksud tidak memiliki latar belakang pendidikan formal yang tidak sesuai atau tidak cukup. Namun di satu sisi, dari segi pengalaman, mereka memiliki kompetensi di bidangnya,

“Dengan berbekal pengalaman yang dimiliki serta didukung ijasah akademik akan memberi kesempatan yang lebih besar dalam persaingan dunia kerja,” tegas Rektor.

Pelaksanaan RPL adalah cara yang efektif dan efisien dalam memanfaatkan ahli maupun profesional yang sudah ada di dunia usaha ataupun industri. Dengan begitu, dapat dilakukan pelacakan kompetensi karyawan di dunia industri dan juga untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan di dunia pendidikan dan dunia industri. (shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement