Semarang, UP Radio – Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) kembali meluluskan 770 mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai jurusan dalam gelaran upacara wisuda ke 74 di Balairung UPGRIS, Kamis 11 Mei 2023.
Rektor UPGRIS Dr Sri Suciati mengatakan, UPGRIS telah memberi bekal bagi mahasiswa setelah lulus atau yang telah diwisuda untuk menghadapi persaingan kerja.
“UPGRIS sudah membentuk lembaga pembinaan karir mahasiswa atau yang dinamai Pusat Karir, PPL dan Pemagangan. Salah satu fungsinya untuk mengidentifikasi para lulusan yang memenuhi aspek tersebut. Karena itu, kami serius menyiapkan para lulusan untuk siap memasuki dunia kerja dan dunia industri. Salah satu bentuknya melalui kegiatan pembekalan kompetensi terhadap calon wisudawan,” terang Sri Suciati disela acara wisuda (11/5).
Menurut Rektor melalui pembekalan itu, calon lulusan diharapkan tidak tergagap-gagap ketika memasuki dunia baru setelah lepas dari proses perkuliahan dan masuk dunia kerja.
”Sebab dunia kerja jelas berbeda dibanding ketika menjalani masa kuliah. Maka, sejak awal mental menghadapi dunia kerja ini kami siapkan,” katanya.
Untuk mendukung hal tersebut, UPGRIS melibatkan banyak praktisi sebagai pengajar dalam program praktisi mengajar. Praktisi mengajar juga merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Sri Suciati mengungkapkan, pihaknya mendatangkan 128 praktisi untuk mengajar. Para praktisi tersebut bakal berkolaborasi dengan dosen UPGRIS dalam suatu mata kuliah.
“Program ini bisa mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja. Mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dan aplikasinya langsung dari para praktisi,” ujarnya.
Adapun kalangan praktisi dan profesional itu berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari kalangan PNS, BUMN, BUMD, peneliti, dan sebagainya.
“Melalui keilmuan dari praktisi, mahasiswa diharapkan bisa mengetahui teori sekaligus praktik. Secara tidak langsung, mahasiswa juga dikenalkan dengan dunia usaha dan industri yang sebenarnya,” kata rektor.
Selain terkait program praktisi mengajar, pihak kampus juga menjalin kerja sama dengan dunia usaha dalam hal proses magang mahasiswa. Pada sisi lain, pemerintah melalui kementrian terkait juga sudah menginstruksikan kepada sektor usaha dan industri agar bisa menerima mahasiswa magang dari perguruan tinggi.
“Kami sudah menjalin komunikasi, mahasiswa kami butuh tempat magang. Perusahaan mereka itulah yang kami gunakan untuk menampung mahasiswa. Kalau mahasiswa punya kompetensi bagus, langsung bisa diambil begitu lulus,” imbuhnya.
Menurut rektor, regulasi kali ini menguntungkan mahasiswa. Usai menjalani proses magang, mereka mengikuti proses uji kompetensi. Jika lolos, mahasiswa akan mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Dari sertifikat itu membuktikan mahasiwa benar-benar memiliki kompetensi. Ini artinya dunia industri dan perguruan tinggi sebetulnya saling membutuhkan,” jelasnya. (shs)