UPGRIS Kembali Tambah Guru Besar Baru Bidang Linguistik Terapan

Semarang, UP Radio – Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) kambali berhasil mencetak seorang Guru Besar baru setelah Prof Dr Senowarsito MPd dikukuhkan sebagai Guru Besar dengan Kepakaran Linguistik Terapan.

Rektor UPGRIS Dr Sri Suciati MHum mengungkapkan dengan pengukuhan Prof Senowarsito, kini UPGRIS telah memiliki delapan Guru Besar yang menambah kekuatan UPGRIS untuk meraih akreditasi Unggul.

“UPGRIS menargetkan dapat melahirkan Guru Besar baru setiap tahun. Bertambahnya Guru Besar ini tentunya akan mendukung layanan pengajaran kepada mahasiswa dan lulusan menjadi semakin berkualitas,” kata Sri Suciati disela acara pengukuhan Guru Besar di Balairung UPGRIS, Kamis (17/4).

Advertisement

Suci berharap pengukuhan guru besar ini bisa membangkitkan motivasi bagi para dosen UPGRIS untuk mengikuti jejak meraih gelar guru besar.

“Dosen dengan gelar S3 (Doktor) dengan kepangkatan yang sudah Lektor Kepala, ada 40-an, jumlahnya sudah banyak dan bisa mengikuti proses persiapan seleksi guru besar,” ujar rektor.

Rektor menambahkan dengan jumlah itu tidak menutup kemungkinan ditehun 2025, UPGRIS akan kembali melahirkan Guru Besar baru. Hal itu menjadi target UPGRIS untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat.

“Tahun 2025 ini ada satu calon Guru Besar baru, saat ini sudah berproses di Senat, selanjutnya diajukan di LLDIKTI dan Kementerian. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, lahir satu lagi Guru Besar baru,” tembahnya.

Sementara itu pada orasi ilmiahnya Prof Senowarsito menyampaikan topik Menggali Makna: Metapragmatik Kunci Pembelajaran Mendalam untuk Mengembangkan Literasi Komunikasi.

Menurutnya, literasi komunikasi generasi muda saat ini masih kurang di tengah banyaknya informasi yang berseliweran di media sosial.

“Ketika kita mendapatkan informasi itu tidak hanya mengerti yang disampaikan. Akan tetapi harus memahami apa yang disampaikan di balik informasi itu, sehingga membangun literasi komunikasi diperlukan saat pembelajaran kepada siswa,” ujarnya.

Diungkapkannya, informasi yang beredar sekarang ini sangat masif dan beragam, serta banyak informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Hal itu perlu menjadi perhatian tenaga pendidik untuk menyadarkan anak didiknya akan informasi yang diterima.

“Tidak semua informasi yang kita dapatkan itu benar, perlu penggalian makna yang lebih mendalam, sehingga ini yang perlu kita sadarkan kepada generasi muda. Jadi, ketika mendapatkan informasi, perlu adanya konfirmasi kebenarannya,” ujarnya. (shs)

Advertisement