Upaya Pengendalian Daya Rusak Air menjadi Prioritas penanggulangan Banjir dan Rob

Semarang, UP Radio – Banjir dan rob yang terjadi di wilayah Jawa Tengah menjadi pusat perhatian pemerintah daerah hingga pusat. Banjir dan Rob terjadi mulai dari wilayah kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, Kendal, Semarang, hingga Demak.

Menyikapi kondisi tersebut Program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Universitas PGRI Semarang baru-baru menggelar seminar nasional.

Seminar yersebut menghadirkan Dua narasumber Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Anggraeni Achmad ST MSc dan Dosen Teknik Sipil UPGRIS Dr Ikhwanudin ST MT dalam kegiatan seminar nasional di Gedung B UPGRIS jalan Sidodadi Timur nomor 24 Semarang.

Ikhwanudin menyatakan hal ini masih menjadi perhatian para akademisi hingga agar dapat membantu persolan bajir dan rob supaya tidak lagi Kembali terjadi.

“Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi dampak banjir, diantaranya dengan mengurangi debit puncak,” kata Ikhwanudin.

Menurutnya untuk membatasi area pergerakan air dilakukan dengan membuat tanggul banjir, mengurangi elevasi muka air banjir dengan melakukan perbaikan saluran hingga pemindahan aliran dengan membuat kanal banjir.

“Konsep penataan drainase jangka panjang diantaranya dilakukan dengan pengaturan dan penataan sungai sebagai sistem drainase utama,” terang Ikhwanudin.

Pelestarian daerah aliran sungai, sehingga mempunyai kualitas lingkungan yang lebih bagus.

“Perlunya perencanaan dan pembangunan misalnya waduk, berfungsi sebagai pengendali banjir pada musim hujan dan untuk menjaga ketersediaan sumber air pada musim kemarau,” tambahnya.

Sementara itu Anggraeni Achmad menyampaikan ada beberapa upaya lain yang perlu diperhatikan utamanya terkait pengendalian daya rusak air.

“Pertama, Pencegahan dengan melakukan penyelarasan antara upaya konservasi di hulu dengan pendayagunaan di hilir. Kedua, Penanggulangan engan melakukan mitigasi bencana yang terpadu dengan instansi terkait dan Masyarakat. Ketiga, pemulihan dengan rekonstruksi dan rehabilitas,” tegas Anggraeni. (pai)