Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menekankan pentingnya peran UMKM dalam menjaga kestabilan ekonomi Indonesia di tengah tantangan ekonomi global saat ini. Pria yang akrab disapa Hendi tersebut mengungkapkan jika UMKM hari ini telah banyak beradaptasi dan bertransformasi sehingga meningkat daya saingnya.
“Jangan lupa bahwa UMKM hari ini naik daun. Begitu banyak contoh-contoh di dunia sana termasuk Indonesia. Bahwa begitu ekonomi hanya bergantung pada pengusaha besar, begitu ada krisis naiknya susah. Tapi kita berkaca dari krisis moneter 98 kemudian pandemi covid yang lalu, Kota Semarang semakin banyak UMKM-nya,” ujar Hendi saat membuka Semarang Introducing Market di Taman Indonesia Kaya beberapa waktu lalu.
Perkembangan UMKM di Kota Semarang juga tidak lepas dari digitalisasi ekonomi yang terus diupayakan oleh Hendi dan jajarannya. Hal tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah Pusat yang mentargetkan 30 juta UMKM akan masuk dalam ekonomi digital pada 2024. Terlebih, pihak swasta seperti e-commerce juga ikut bergerak bersama memperhatikan UMKM untuk mensukseskan pencapaian target tersebut.
“Alhamdulillah dalam waktu sekejap Kota Semarang ekonominya tumbuh baik, karena pelaku UMKM-nya semakin banyak, berbisnis baik, punya semangat, komitmen dan selalu percaya diri berjualan,” ungkap Hendi.
“Maka saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang hari ini terus memberikan tempat bagi UMKM Kota Semarang, untuk mereka bisa menjual produknya baik secara offline maupun online. Mudah-mudahan hal-hal yang baik ini bisa dipertahankan untuk Indonesia maju, Jawa Tengah Gayeng dan Kota Semarang semakin hebat,” lanjutnya.
Semarang Introducing Market sendiri adalah event tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Koperasi dan UMKM. Tahun ini, event tersebut digelar di Jalan Menteri Supeno pada tanggal 26 Agustus 2022 hingga 28 Agustus 2022. Ada 120 tenant dan 9 foodtruck yang berpartisipasi serta sejumlah perusahaan yang menyalurkan CSR-nya dalam acara tersebut.
“Semarang Introducing market itu diadakan untuk bisa menggerakkan para pelaku UMKM, mereka semakin semangat berjualan terutama diharapkan mereka bisa naik kelas, karena harapannya kalau mereka bisa berjualan dengan kualitas yang baik, harganya juga kompetitif, kemudian packaging nya bagus,” terang Hendi.
“Dengan demikian, harapannya produk UMKM tidak hanya dibeli di rumahan saja tetapi bisa di kelas cafe, hotel bahkan bisa diekspor. Di situlah ada value added (nilai tambah) harganya semakin meningkat dan kelak UMKM itu akan mendapatkan profit yang luar biasa,” pungkasnya. (ksm)