Tugas Guru Mendidik untuk Membentuk Manusia yang Utuh

Semarang, UP Radio – Dalam rangkaian Dies Natalis Universitas PGRI Semarang ke 42, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menggelar Seminar nasional bimbingan dan konseling (Smailing) dengan tema “Inovasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Era Merdeka Belajar.

Seminar nasional kali ini menghadirkan narasumber dosen magister BK Universitas Ahmad Dahlan, Dr Hardi Santosa MPd, Sekertaris Pusat Ikatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dra Windaniati Wibisono M Pd dan dosen bimbingan konseling UPGRIS Dr Heri Saptadi Ismanto MPd Kons.

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Dr Arri Handayani SPsi MSi mengungkapkan acara ini bertujuan untuk memperkaya wawasan dan mempromosikan inovasi-inovasi terbaru dalam bidang bimbingan dan konseling.

Advertisement

“Peserta berkesempatan memperkaya wawasan dan mempromosikan inovasi-inovasi terbaru dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi di era Merdeka Belajar,” kata Arri.

Ketua panitia Dr Venty Sag MPd menjelaskan jumlah peserta pada acara smailing ini 400 orang sebagai peserta dan pemakalah prosiding.

“Artikel akan dipublikasikan pada Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (Smailing) dan artikel terbaik akan dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal Empati Prodi BK Univeristas PGRI Semarang yang telah terindeks Sinta 5,” tutur Venty.

Menurutnya, Era ini ditandai dengan penerapan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, penekanan pada kebutuhan individual peserta didik, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat.

kegiatan ini dihadiri oleh guru BK, praktisi BK, dosen BK dari kampus UPGRIS dan juga universitas lain serta mahasiswa BK.

Sementara itu dosen bimbingan konseling UPGRIS Dr Heri Saptadi menilai setiap pendidik harus tetap istiqomah bila perubahan belum semaksimal terlihat/belum Nampak maksimal.

”Tugas Mulia Guru adalah mendidik untuk membentuk manusia seutuhnya, lahir dan batin termasuk mewujudkan karakter pada Profil Pelajar Pancasila. Pendidik, Selain mendidik, juga berdoa dan hasilnya kita serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memegang hati manusia dan akhirnya Profil Pelajar Pancasila bisa terbentuk melalui karakter/pribadi manusia yang utuh,” ungkap Heri.(pai)

Advertisement