Semarang, UP Radio – Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang akan melakukan kajian penambahan nilai biaya operator kendaraan (BOK) atau nilai kontrak jasa kerjasama untuk operator bus rapid transit (BRT).
Kepala BLU Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan Trans Semarang, termasuk terjadinya cumi-cumi darat atau asap pekat.
Dia menyampaikan, nilai kontrak BLU dengan pihak ketiga masih sama sejak 2023. Ini dinilai tidak relevan dengan tuntutan kepada para operator untuk memberikan layanan yang prima.
“Ketika kami menekankan pelayanan prima kepada konsorsium, ada sedikit ketidakrelevanan antara jasa yang dibayar dengan relaita di lapangan,” ujar Haris, Rabu (15/1/2025).
Untuk itu, akhir Januari ini, pihaknya akan melakukan kajian menambah nilai BOK. Dengan kenaikan itu, diharapkan, menjadi semangat baru bagi operstor dalam melakukan pelayanan BRT.
Haris menyebut, jumlah keseluruhan armada Trans Semarang yang melayani masyarakat sebanyak 305 unit. Hingga saat ini, 66 armada sudah diremajakan.
“Lebih kepada mesinnya kalau bicara peremajaan. Karena kondisi BBM kita sedang kurang sehat. Mesin paling ideal mesin euro 6,” ungkapnya.
Dia berharap, seluruh armada bisa dilakukan peremajaan, termasuk armada di Koridor 1 dan 5 yang merupakan aset pemerintah.
“Insyaalah tahun ini akan kami priooitaskan kajian untuk peremajaan. Bus pemerintah armada terakhir sudah 7 – 9 tahun lalu. Sudah waktunya (peremajaan),” sebutnya.(ksm)