Semarang, UP Radio – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah menerima kunjungan study banding dari TPID Provinsi Sulawesi Selatan dan TPID Provinsi Aceh (30-31/5)
Rangkaian acara study banding meliputi agenda focus group discussion, capacity building hingga on site visit guna memperkaya khasanah pengendalian inflasi pangan yang dilakukan TPID Jawa Tengah.
Kepala perwakilan Bank Indonesia propinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengungkapkan pembahasan utama kunjungan tersebut terkait penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan di Jawa Tengah dalam program pengendalian inflasi di daerah.
“Penerapan KAD dinilai dapat menjadi solusi atas persoalan produksi musiman dan disparitas harga pangan,” terang Rahmat.
Oleh karena itu, lanjut Rahmat, kunjungan tersebut bertujuan untuk melakukan penjajagan KAD antara TPID Jateng, TPID Provinsi Sulawesi Selatan dan TPID Provinsi Aceh, terutama untuk komoditas bawang merah.
Dalam kunjungan ke salah satu kelompok tani champion bawang merah di Brebes, selain pemenuhan bibit bawang merah dan replikasi model bisnis hulu-hilir, juga diusulkan aspek kerjasama transfer teknologi penyimpanan stok bawang merah menggunakan mesin controlled atmosphere storage (CAS) serta hilirisasi produk bawang merah berupa bawang merah pasta dan krispi.
“Untuk mewujudkan KAD di antara ketiga Provinsi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia di setiap wilayah, sebagai bagian dari TPID, siap menjadi mitra strategis dan memfasilitasi agar kerja sama tersebut dapat dijalankan agar inflasi pangan di daerah dapat dikendalikan,” katanya.
Selanjutnya, fasilitas distribusi dan peran serta BUMD pangan dalam operasi pasar juga menjadi kunci pengendalian inflasi pangan di Jawa Tengah, sebagaimana yang disampaikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, dan Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih.
Keberhasilan program fasilitas distribusi pangan di Jawa Tengah salah satunya didukung oleh program kerja reguler yang telah dianggarkan pada APBD Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu, melalui Perda Provinsi Jawa Tengah No.6 Tahun 2022, peran PT Jateng Agro Berdikari (JTAB) sebagai BUMD pangan semakin meningkat dan juga menjadi kunci keberhasilan pengendalian inflasi pangan di Jawa Tengah.
Direktur PT JTAB, Totok Agus Siswanto, menyampaikan bahwa perubahan entitas dan fokus bisnis perusahaan ini menjadi krusial untuk memperluas ruang gerak BUMD pada program-program pengendalian inflasi pangan di Jawa Tengah.
“Melalui pertemuan ini, diharapkan dapat semakin memperkuat sinergi dan koordinasi antar-TPID dalam menjaga kestabilan harga pangan secara nasional, sehingga sasaran angka inflasi nasional sebesar 3 1% pada 2023 dapat tercapai,” katanya. (shs)