Semarang, UP Radio – Peningkatan pertumbuhan trafik penumpang di Bandara Jendral Ahmad Yani Semarang tiap tahunnya, juga diikuti dengan peningkatan permintaan pengangkutan kargo dan pos udara. Jika di tahun 2017, trafik pergerakan kargo Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar 17.630 ton, Angkutan Cargo udara di Bandara tahun 2018 meningkat 34 persen menjadi 23.556 ton.
Untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah melalui peningkatan kapasitas pengiriman barang (kargo dan pos) melalui pesawat udara, PT Angkasa Pura I (Persero) meresmikan terminal kargo dan pos baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang kapasitasnya lebih besar tiga kali lipat dibanding terminal kargo lama.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji mengatakan Angka pertumbuhan kargo ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan trafik penumpang 2018 dibanding 2017 yang hanya tumbuh 17% , dari 4,4 juta penumpang pada 2017 menjadi 5,1 juta penumpang pada 2018.
“Trafik pergerakan kargo pada 2018 yang sebesar 23.556 ton ini sudah melebihi kapasitas terminal kargo lama Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang hanya sebesar 20.000 ton per tahun,” beber Devy.
Devy menuturkan, untuk mengatasi keterbatasan kapasitas dan mengingat tren pertumbuhan permintaan kargo dari dan menuju Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, PT Angkasa Pura I(Persero) telah melakukan perluasan dan penambahan kapasitas melalui pembangunan terminal kargo dan pos baru dengan kapasitas tiga kali lipat lebih besar dari terminal kargo yang lama.
“Perluasan kargo dan pos yang diresmikan merupakan jawaban atas tantangan peningkatan pergerakan barang, pertumbuhan trafik penerbangan, serta tentunya kebutuhan layanan yang tinggi dari pengguna jasa,” katanya.
Devy menambahkan dengan adanya terminal kargo baru yang lebih luas di Bandara Jenderal Ahmad Yani ini akan memudahkan para eksportir komoditas lokal Jawa Tengah untuk mengekspor produk mereka ke pasar luar negeri, seperti ekspor melati dari Kabupaten Tegal yang semula dilakukan melalui Bandara Soekarno Hatta Cengkareng dapat dilakukan melalui Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dengan melibatkan Balai Karantina Dinas Pertanian Semarang.
Terminal Kargo dan Pos yang baru ini memiliki luasan 2.560 meter persegi atau kurang lebih empat kali lebih luas dibandingkan dengan terminal kargo dan pos lama yang hanya memiliki luasan 639 meter persegi dengan kapasitas 60.000 ton per tahun atau kurang lebih tiga kali lebih besar dari Terminal Kargo dan Pos lama yang hanya sebesar 20.000 ton per tahun. (shs)