Semarang – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengalami defisit Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018 sekira Rp 400 miliar lebih. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus melakukan upaya menutup defisit anggaran, salah satu caranya adalah mengefektifkan dan memprioritaskan beberapa proyek yang penting.
Sehingga, dengan langkah tersebut pria yang akrab disapa Hendi ini menyatakan bisa terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran belanja di APBD.
“Jadi defisit nggak perlu dibesar-besarkan karena kami sudah dalam situasi keuangan yang balance (seimbang) kembali,” tegas Hendi.
Hendi mengakui memang di perencanaan awal APBD 2018, pihaknya mempunyai dana SILPA (sisa lebih anggaran berkenaan) sebesar Rp 800 miliar. Bahkan pada APBD 2017 sebelumnya, Pemkot Semarang pernah mempunyai dana SILPA sebesar Rp 1 triliun namun dengan pola belanja yang efektif, SILPA tersebut dapat ditekan dengan hasil audit BPK saat ini nilainya Rp 400 miliar.
“Di dalam perencanaan awal memang di 2018, kita punya SILPA sekitar Rp 800 miliar. Teman-teman prediksi segitu karena kebiasaan SILPA-nya pernah sampai Rp 1 triliun. Ternyata dengan pola kegiatan 2017 yang cukup efektif, SILPA itu tidak sampai ke arah sebesar itu. Hanya audit BPK sekitar Rp 400 juta,” terang Hendi.
Untuk menutup kekurangan atau defisit APBD Rp 400 miliar tersebut, Hendi telah memerintahkan kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), untuk mendapatkan tambahan masukan APBD 2018 ini. Termasuk melakukan penundaan dan mengedepankan pengerjaan program maupun proyek yang berskala prioritas kegiatannya.
“Nah, sisanya Rp. 400 miliar itu dari mana? Untuk genjot sampai Rp 400 miliar tekan itu Bapenda, waktu itu mereka hanya bisa ambah Rp 60-70 miliar. Sisanya kita delet ajah, saya panggil satu per satu, kamu belum lelang mana? Oke, jangan dulu. Kamu belum lelang mana? Jangan dulu, terkumpulah,” ujar Hendi.
Hendi menyatakan jika saat ini, APBD 2018 di Pemkot Semarang sudah kembali kepada posisi normal kembali alias SILPA yang ada di APBD 2018 kembali pada titik nol. “Sekarang sudah normal lagi,” ucap Hendi.
Hendi menambahkan, beberapa proyek dan program yang sudah direncanakan yang sifatnya tidak penting akan ditunda dan itu menjadi agenda skala prioritas bagi jajaran OPD di Pemkot Semarang.
“Kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan tapi tidak jadi dilelangkan itu akan jadi prioritas programnya kawan-kawan OPD di 2019,” pungkas Hendi. (ksm)