Semarang, UP Radio – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang jelang lebaran tahun ini, berencana menggelar operasi pasar dan pasar murah untuk menjaga stabilitas harga komoditas bahan makanan pokok. Program ini dilakukan dengan menggandeng Dinas Perdagangan Kota Semarang dan melakukan sinergi program Dinhanpan Jawa Tengah.
Kepala Dishanpan Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono mengatakan pihaknya akan melakukan operasi pasar dengan bekal pantauan di lapangan bersama Dinas Perdagangan nantinya. Adapun untuk pasar murah, rencananya sesuai dengan jadwal dari Dinhanpan Jateng akan dilakukan kisaran tanggal 20 Mei atau setelahnya.
”Ke depan kami akan terus berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dalam hal operasi pasar yang akan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas bahan makanan pokok. Tentu kami harus teliti, komoditas apa yang harganya harus diintervensi lewat operasi pasar tersebut nantinya,” kata Sapto saat dihubungi Senin (6/5).
Lalu, terkait pasar murah pihaknya mengikuti program Dinhanpan Jateng yang menggandeng dinas-dinas di daerah secara terjadwal. Sehingga, Adi berharap program Dinganpan Jateng dan pihaknya bisa terpadu dalam pasar murah ini.
”Dalam pasar murah, ada beberapa komoditas yang akan dijual. Seperti telur, bawang putih, hingga bawang. Hal ini juga melihat bagaimana keadaan di lapangan nantinya menjelang lebaran,” lanjut Sapto.
Dishanpan Kota Semarang mencatat beberapa harga komoditas bahan makanan pokok mengalami peningkatan di hari pertama Ramadan pada Senin (6/5) kemarin. Seperti harga cabai merah keriting, cabai rawit merah, bawang putih bonggol.
”Catatan kenaikan harga ini terjadi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas-komoditas tersebut di hari pertama puasa. Adapun, panen dari petani lokal sejauh ini tidak ada yang bermasalah. Sehingga pasokan dan ketersediaan lancar,” kata Sapto.
Kenaikan harga akibat permintaan yang tinggi ini bervariasi. Harga bawang putih misalnya, Sapto menyebut saat ini Rp 45.000/kilogram.
”Sebelumnya, harga standar dari pemerintah Rp 37.000/kilogram. Namun harga saat ini bisa dibilang lebih baik dibanding beberapa pekan lalu yang sempat melonjak hingga Rp 55.000/kilogram,” papar Sapto.
Sapto mengungkapkan, pengendalian harga Ramadan bisa dilakukan secara terukur jauh-jauh hari. Sebab pemerintah sudah menyiapkan program agar kenaikan harga tidak drastis dan bisa distabilkan.
”Berkaca dari tahun lalu, yang menjadi masalah paska lebaran. Beberapa harga komoditas naik karena adanya hari libur panjang. Hal ini juga akan kami siapkan antisipasinya di tahun ini,” tandas Sapto. (ksm)