Semarang, UP Radio – Forum Posyandu Kota Semarang akan mewujudkan posyandu inklusi. Ke depan, seluruh anak bisa terlayani di posyandu termasuk balita penyandang disabilitas.
Ketua Forum Posyandu Kota Semarang, Daniel Diyanto mengatakan, selama ini masih ada anak-anak penyandang disabilitas yang tidak ikut kegiatan posyandu. Hal ini menjadi pekerjaan bagi kepenguran yang baru agar bisa mengajak seluruh balita mengikuti kegiatan posyandu untuk pemantauan perkembangan anak.
“Kadang-kadang masyarakat masih menyembunyikan anak-anaknya yang penyandang disabilitas, tidak mau diajak bersama,” ujar Daniel, saat pelantikan Forum Posyandu Kota Semarang masa bhakti 2022 – 2024, di kantor PKK Kota Semarang, Kamis (11/8/2022).
Menurutnya, para kader akam dilatih untuk bisa meningkatkan pelayanan menuju posyandu inklusi. Kemudian, penurunan angka stunting juga menjadi tugas kepengurusan yang baru.
“Kami kolaborasi dengan PKK Kota dan melibatkan pihak swasta kami sedang mengerjakan program sibening. Semua ikut bergerak menangani stunting,” jelasnya.
Dia menyebutkan, ada 1.625 posyandu di Kota Semarang. Pihaknya juga telah membentuk forum posyandu di setiap kecamatan dengan melibatkan kepengurusan dari kader, rumah sakit, universitas, DP3A, Dinkes, Dinas Ketahanan Pangan, dan Disdalduk.
“Kami tidak bisa bergerak sendiri. Kami mengakomodir usulan dan masukan hampir 13.700 kader di Kota Semarang. Dengan adanya Forum Posyandu tingkat kecamatan dan kota ini senagai paltform utk memberikan masukan dan evaluasi,” jelasnya.
Forum posyandu pun berupaya mengusulkan anggaran kepada Pemerintah Kota Semarang untuk penambahan makanan tambahan bagi seluruh balita uang terdata dibposyandu.
“Kami coba ajukan anggaran Rp 500 ribu per bulan belum goal, baru Rp 350 ribu pwr bulan,” sebutnya.
Selain anggaran PMT, Forum Posyandu akan menggerakan kegiatan kapasitas kader melalui pelatihan serta melakukan peremajaan alat-alat posyandu. Para 2021-2022, peremajaan alat posyanfu sudah teranggarkan.
Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi yang diwakili Ketua Bidang I TP PKK Kota Semarang, Nurul Cahyo Bintarum menyampaikan, masyarakat masih membutuhkan posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya bagi bayi, balita, ibu hamil, melahirkan, dan nifas.
Disisi lain, diantara 1.625 jumlah posyandu dikota Semarang masih terdapat posyandu pratama dan madya yang perlu di revitalisasi agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
“Disamping itu PR pecegahan stunting dan penanganan stunting sangat memerlukan peran aktif posyandu, bahkan presiden Jokowi pernah menyampaikan bahwa posyandu merupakan garda terdepan dalam penangulangan stunting di Indonesia,” ucapnya.
Maka, dia meminta, seluruh pengurus segera koordinasi dengan berbagai pihak. Dia mendorong segera menyusun program kerja yang bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Posyandu.
Pengurus harus bisa menjadi jembatan dalam menerima aspirasi dari kader posyandu dan mayarakat, serta bisa menjadi penyampai yang baik adanya program-program Pemerintah dalam bidang kesehatan bagi masyarakat.
“Misalnya, penurunan angka kematian obu dan bayi, pencegahan stunting hingga penurunan angka gizi buruk dan penyakit menular, program UHC, dan lain-lain,” sebutnya. (ksm)