Semarang, UP Radio – Antisipasi peredaran zat pewarna tekstil serta bahan berbahaya pada makanan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan Semarang menggelar razia menu takjil.
Petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan Semarang langsung melakukan pengecekan dengan melakukan pembelian takjil yang dijajakan pedagang, untuk di uji sampel terkait kandungan di dalam takjil.
Pemeriksaan sendiri dilakukan langsung di lokasi. Hal ini untuk mempercepat petugas mendeteksi kandungan sampel minuman dan makanan yang diperiksa. Jajanan seperti es buah, kolak, siomay, es campur dan infuse water pun dibeli dan dibawa ke mobil lab yang sudah tersedia lengkap dengan alat uji.
“Hasil pengujian cepat sebanyak 50 sampel yang diperoleh petugas di wilayah kota Semarang, terdapat satu jenis makanan mie goreng yang mengandung formalin. Saat sampel mie di uji dan diberikan cairan khusus, warnanya pun berubah ungu, yang menandakan bahwa mie mengandung formalin dan bahaya jika dikonsumsi,” ungkap Safriansyah, Kepala BBPOM Semarang.
Dari hasil temuan ini, petugas akan terus mengembangkan rantai peredaran mie berformalin tersebut, agar diketahui produsennya. Meskipun secara jumlah menurun, hasil temuan zat berbahaya di lapangan namun BPOM akan terus melakukan sidak untuk melindungi konsumen dari makanan berbahaya.
Sementara itu, sidak yang digelar BPOM Semarang disambut baik oleh penjual dan pembeli. Mereka mengaku pemeriksaan oleh BPOM justru memberikan rasa aman bagi penjual maupun pembeli.
Para pedagang yang awalnya tidak mengetahui datangnya petugas sangat antusias menyambut langkah BBPOM untuk melakukan pemeriksaan takjil yang dijualnya.
“Demi keamanan bersama, tentunya sangat wajar jika dilakukan pemeriksaan makanan, untuk mengetahui makanan yang dijual mengandung bahan berbahaya apa enggak,” ungkap Adelia Penjual takjil kolak di Jalan Pahlawan, Semarang.
Sidak terhadap menu takjil sendiri akan terus dilakukan oleh petugas BPOM, agar konsumen merasa aman saat membeli menu takjil untuk berbuka puasa. (ksm)