Semarang – Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Agung Budi Margono, menilai kinerja Pemkot Semarang pada 2018 lalu jauh lebih baik dibandingkan 2017. Meski demikian, ia menyayangkan masih ada proyek pekerjaan yang belum selesai hingga Januari 2019 ini.
Hal itu disampaikan Agung dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Semarang dengan agenda Pembukaan Masa Sidang Tahun 2019 di ruang sidang paripurna, (2/1).
“Kami melihat memang jauh lebih baik kinerjanya meski ada pekerjaan yang belum selesai dan saat ini masih berjalan,” kata Agung.
Menurut Agung, ada beberapa proyek pekerjaan yang belum selesai hingga batas akhir kontrak Desember lalu. Hal itu berdasarkan laporan yang diterimanya baik dari masyarakat, sesama anggota DPRD maupun hasil pantauannya sendiri. Akan tetapi, Agung mengaku tidak memiliki data keseluruhan proyek yang dimaksud.
“Yang pasti belum selesai itu proyek pembangunan Pasar Wonodri. Saat ini masih berjalan pekerjaannya. Tapi mereka sudah ada strategi untuk menyelesaikannya, itu sudah bagus,” jelasnya.
Meski kinerja membaik, Agung menyesalkan masih adanya proyek pekerjaan yang terlambat penyelesaiannya. Padahal, DPRD Kota Semarang sudah mendorong dan meminta berbagai proyek yang ditangani selama 2018 agar dilelangkan sejak awal tahun.
Tujuannya, agar pelaksanaan proyek pekerjaan berjalan tepat waktu dan tidak ada yang molor sebagaimana yang terjadi pada 2017 lalu. Dengan demikian, hasil proyek pekerjaan yang dikerjakan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kalau bisa sejak awal tahun kan tidak menumpuk di akhir tahun. Buka hanya khawatir tidak selesai tapi justru kalau dilelangkan sejak awal, itu bisa menggerakkan ekonomi di masyarakat. Kalau menumpuk akhir tahun, Pemkot terlihat vakum di awal tahun,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, menyatakan, progres pelaksanaan proyek pembangunan pada 2018 lalu jauh lebih baik. Bahkan tingkat serapan anggaran di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) pada 2018 juga meningkat dibanding 2017.
Meski demikian, pria yang akrab disapa Hendi itu mengakui, ada satu proyek pekerjaan yang belum selesai sesuai kontrak yaitu revitalisasi Pasar Wonodri. Hendi menyebutkan, pembangunan pasar tersebut hanya mencapai 85 persen hingga akhir kontrak yaitu pada 26 Desember 2018.
“Sesuai kontrak Desember selesai 85 persen. Sisanya masih ada waktu, dikerjakan 15 hari dengan model denda. Semuanya berjalan lancar. Satu pekerjaan Pasar Wonodri itu saja yang belum selesai,” katanya.
Hendi membantah ada proyek pekerjaan lain yang juga belum selesai selama 2018. Pasalnya, dari laporan semua OPD di lingkungan Pemkot Semarang, seluruh pekerjaan telah selesai sampai akhir tahun.
“Sampai saat ini hanya pasar itu saja. Tidak ada laporan dari teman teknis, mengenai pekerjaan yang belum selesai. Dengan begitu, tidak ada kontraktor yang sampai kena blacklist,” tegasnya.
Terkait serapan anggaran, Hendi menyebutkan, pada 2018 lalu telah terserap 94,5 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang. Dengan realisasi tersebut, potensi sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) Pemkot Semarang sekitar Rp 150 miliar.
“Saya rasa ini progres yang semakin baik. Kalau tahun lalu serapannya 92 persen dengan Silpa Rp 400 miliar,” tuturnya. (ksm)