Semarang UP Radio – Kabar bahagia datang dari Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto. Sebelumnya, pria yang akrab disapa Fajar tersebut dinyatakan positif Corona Virus Disease (Covid-19) setelah dilakukan swab pada 27 Mei 2020 lalu.
Kini, dia dinyatakan negatif setelah dilakukan swab test sebanyak enam kali dan sudah kembali bekerja serta beraktivitas seperti biasa. Fajar pun berbagi cerita selama menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
“Saya mulai swab tanggal 27 Mei. Kemudian 31 Mei diumumkan positif. Tanggal 1 Juni swab lagi hasilnya negatif. Mulai tanggal 4, 5, dan 6 Juni swab terus. Ada yang sekali positif. Kemudian diulang lagi swabnya. Jadi saya sudah dua kali berturut-turut hasilnya negatif. Alhamduilllah kondisi fisik bagus,” papar Fajar.
Terkait dimana dan bagaimana penularannya, dia tidak mengetahui secara pasti. Saat dinyatakan positif, dia tidak mengalami gejala apapun atau orang tanpa gejala (OTG).
Dirinya memang memilih untuk isolasi mandiri di rumah. Hanya saja, dia menyarankan kepada masyarakat yang terpapar virus corona apabila tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri, lebih baik menjalani isolasi di fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah. Sehingga, bisa dikontrol oleh tenaga medis lebih ketat.
“Kebetulan istri saya dokter, anak saya juga dokter. Makanya, saya berani isolasi mandiri. Kalau isolasi mandiri di rumah makan minum biaya mandiri. Kalau fisik tidak kuat keluarga bisa terdampak positif. Tapi kalau isolasi di ruang karantina rumah dinas semua ditanggung pemerintah bedanya tidak ketemu keluarga,” jelasnya.
Selama menjalani isolasi, Kepala Satpol PP Kota Semarang tersebut berupaya untuk selalu membuat hati dan pikiran bahagia dengan berbagai aktivitas. Dia juga selalu menyuplai obat dan vitamin untuk meningkatkan imun tubuh dibarengi dengan olahraga teratur.
“Saya minum vitamin dan minyak zaitun setiap pagi. Habis itu olahraga. Kalau sudah pukul 09.00, saya lepas kaos tiduran di teras berjemur sekitar 15 menit,” terangnya.
Selain menjalani aktivitas yang membuat hati senang, Fajar juga mengisi hari-hari dengan kegiatan religi. Bahkan selama di rumah, dia berhasil mengkhatamkan Al Quran.
“Pokoknya dibuat hati senang. Jangan lupa berdoa. Saya di rumah khatam Al Quran. Kalau habis ngaji rekaman setengah jam. Selama isolasi, saya rekaman 40 lagu,” ujarnya.
Dia tak pernah mempedulikan saat orang lain membuat dirinya viral terpapar virus corona. Pasalnya, sejak dulu ia mengaku terbiasa menyikapi segala sesuatu dengan perasaan nyaman.
“Sekarang orang membuat saya viral. Kalau saya orangnya jealous, pasti saya ambruk. Saat diberitakan ini itu, saya cuma bisa tertawa. Keluarga saya juga sudah biasa,” katanya.
Baginya, hal yang tak kalah penting yang membuat dia lekas sembuh dari paparan virus corona yakni dukungan keluarga dan warga lingkungan sekitar yang setiap saat memberikan semangat tanpa harus mengucilkan dirinya sebagai penderita.
Hal yang menjadi permasalahan saat ini, menurutnya, masyarakat belum sepenuhnya dapat menerima penderita Covid-19. Jika ada warga yang dijemput dengan ambulan dan memakai alat pelindung diri (APD), masih ada saja masyarakat yang berkesan negatif. Padahal, kata Fajar, suka atau tidak suka, masyarakat memang harus terbiasa berdampingan dengan corona lantaran hingga saat ini belum ditemukan vaksin virus tersebut. Namun tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas.
“Kuncinya, mari belajar menerima dan menghargai penderita Covid-19. Perlakukan dan support mereka dengan baik,” ucapnya.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Semarang dan Wakil Wali Kota Semarang yang selalu memperhatikan dan memotivasi warganya, termasuk dia. Sehingga, hal itu dapat menumbuhkan semangat untuk segera sembuh. (ksm)