Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menjadi tuan rumah Rakernas X Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Kota Lama pada tanggal 22-26 Agustus 2023.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan Rakernas JKPI nanti rencananya akan hadir kurang lebih 19.000 peserta.
“Terdapat 73 kota dan kabupaten ikut dengan jumlah peserta keseluruhan kurang lebih 19.000. Terdiri dari kepala daerah bersama dengan pasangannya, ajudan, pendamping delegasi, peserta pameran delegasi. Peserta delegasi seni budaya, dan peserta fashion show delegasi,” kata Wing, Selasa 8 Agustus 2023.
JKPI, kata Wing, merupakan organisasi bertujuan mengembangkan kerja sama antar berbagai kota dan kabupaten. Yang memiliki pusaka alam dan pusaka budaya agar dapat di lestarikan sesama pemangku kebijakan.
Tahun ini Rakernas X JKPI mengambil tema “Pesona Pusaka Sebagai Warisan Budaya Indonesia Sebagai Pengikat Keberagaman Budaya Dalam Bingkai Nusantara”.
“Banyak kegiatan yang telah menjadi agenda selama Rakernas X JKPI. Pada hari pertama terdapat pameran lukisan, Tosan Aji, Bazar, pertukaran cinderamata, dan pentas seni budaya,” kata Wing.
Hari kedua terlaksana kegiatan inti yaitu Rakernas X JKPI 2023 dan seminar internasional. Selain itu, ada kegiatan Ladies Program untuk istri dari kepala tiap-tiap daerah.
“Pada malam harinya kegiatan berlanjut dengan Kirab Budaya Nusantara yang akan mulai dari Jalan Letjend Suprapto dan berakhir di titik 0 Kota Semarang,” paparnya.
Sedangkan pada hari ketiga akan berlangsung heritage tour sebagai bentuk pengenalan tempat-tempat bersejarah di Kota Semarang. Hari keempat, para kepala daerah akan di ajak untuk berolah raga sepeda bersama-sama dan trial bike dengan komunitas sepeda.
Kemudian selanjutnya, pada sore harinya kembali akan ada pentas seni budaya sebagai penutupan rangkaian kegiatan Rakernas X JKPI 2023 di Kota Semarang.
“Rakernas JKPI ini sebagai bentuk keseriusan peningkatan program kerja untuk melestarikan pusaka alam dan pusaka budaya sebagai modal dasar pembangunan ke masa depan. Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka dan pengembangannya,” tandasnya. (ksm)