Semarang, UP Radio – Menyambut hari raya Kurban, perdagangan hewan kurban akan semakin marak dan masyarakat juga dihimbau lebih selektif memilih calon hewan kurban.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Semarang terus melakukan pengawasan ketat terhadap sapi-sapi pemakan sampah dari tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang agar tidak bebas sebagai hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2019.
Kedispertan Kota Semarang WP Rusdiana mengatakan, minimal 3 sampai 4 bulan sebelum diperjualbelikan untuk hewan kurban, sapi-sapi yang sebelumnya memakan sampah di TPA Jatibarang harus dikarantina terlebih dahulu dan harus dibiasakan memakan rumput.
“Dikhawatirkan daging sapi berasal dari TPA Jatibarang mengandung timbal (Pb) karena mengkonsumsi sampah,” kata WP Rusdiana, Kedispertan Kota Semarang, (15/7).
Karenanya, Dispertan memberlakukan surat keterangan sehat bagi sapi untuk kurban. Surat tersebut sebagai bukti jika sapi tersebut sehat dan layak sebagai hewan kurban.
“Kita akan cek, sapi itu dari mana, ada surat keterangan sehatnya tidak, jika tidak ada maka tidak boleh dijual,” bebernya.
Sebenarnya, menurut Rusdiana, pengawasan sapi-sapi di TPA Jatibarang sudah dilakukan sejak lama. Sosialisasi terhadap jenis sapi yang boleh sebagai hewan kurban juga sudah disampaikan.
“Jadi sapi TPA jika akan digunakan hewan kurban, minimal 3 sampai 4 bulan sudah dikarantina dan harus makan rumput,” katanya.
Selain itu, pengawasan juga dilakukan pada rumah potong hewan (RPH), dengan masih mengecek berdasar surat keterangan sehat hewan.
“RPH juga pada dasarnya akan memotong hewan jika ada surat keterangan sehat dari Dispertan, jika tidak ada biasanya sapi akan dikembalikan,” tuturnya.
Pihaknya menyebut, data terakhir menyatakan ada sebanyak 2.400 sapi yang ada di sekitar TPA Jatibarang. Dia mengimbau kepada peternak untuk segera mengurus surat ketentuan sehat hewan dan mulai mengkarantina sapi agar layak dijual dan konsumsi.
“Pemkot tahun depan juga akan menyiapkan lahan relokasi sapi-sapi yang bebas berkeliaran di TPA. Agar tidak lagi makan sampah tapi rumput kembali,” tukasnya. (ksm)