Semarang – Pedagang Kaki Lima (PKL) baik PKL Jagung Bakar maupun PKL Tahu Gimbal yang ada di sekitar Taman KB yang kini sudah menjadi Taman Indonesia Kaya (TIK) Sabtu (10/11) diizinkan oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk beroperasi kembali.
Fakta diizinkanya beroperasi kembali para PKL sekitar TIK tersebut muncul saat dilakukan sosialisasi PKL yang digelar di Taman Indonesia Kaya, Kawasan Menteri Supeno, Mugassari, Kota Semarang.
Selain dari Dinas Perdagangan, hadir beberapa instansi terakit seperti Satpol PP, Dinas Perdagangan, Dinas Pemukiman, Koramil. Serta diikuti oleh puluhan PKL yang biasa berdagang di TIK.
“Sabtu (10/11) malam besok sudah operasional di shelter yang baru. Aturan bongkar pasang tetap berlaku, datang bersih, pulang bersih. Selain itu kami harapkan untuk menjaga ketertiban kebersihan dan kenyamanan,” tegas Sekretaris Dinas Perdagangan Nurcholis kepada para PKL saat sosialisasi.
Nurcholis berharap dengan diijinkanya kembali PKL sekitar TIK berjualan akan bisa pulih kembali omsetnya karena sudah beberapa bulan tidak berjualan di sekitar TIK dan sempat dipindah lokasi PKL-nya di Kawasan Stadion Diponegoro Kota Semarang.
“Semoga omset bisa pulih kembali setelah ditata lapak PKLnya yang merupakan bantuan dari Bank Jateng. Untuk teknis bisa disampaikan oleh Pak Okta yang menangani bidang penataan,” ujar Nurcholis.
Selain itu, Nurcholis mengungkapkan, jika besarnya lapak atau shelter yang dibuatkan oleh Bank Jateng dari dana CSR tidak seperti semula kembali. Pasalnya, shelter yang dibuatkan di pinggir sepanjang Jalan Pandanaran II berukuran lebih kecil. Untuk itu, pihaknya menghimbau supaya para pedagang menyesuaikan dalam berjualan.
“Kita mohon masukan dan saran kami tidak akan melepaskan bapak ibu, saenipun ditoto (bagusnya ditata) bagaimana? Lebarnya (shelter) ada yang 2,5 meter sampai 2,5 meter, kebelakangnya 3,5 meter. Besok kita tunggu masing-masing tiga orang perwakilan dari PKL Tahu Gimbal maupun PKL Jagung Bakar untuk koordinasi secara teknis di Kantor Dinas jam 09.00 WIB pagi,” pintanya.
Kemudian, Nurcholis berharap dalam menjual barang dagangan dan makananya, para PKL menggunakan sistem drive true (menyajikan dengan cepat). Hal ini diminta dan diusulkan oleh Wakil wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu supaya terkesan bersih dan rapi. Serta jauh dari kesan kumuh dalam menjajakan dagangan yang akan dinikmati oleh mayoritas pengunjung TIK.
“Teknis berjualan disarankan Bu Wakil Wali Kota drive true (penjualan cepat) pakai apa atau stereo foam atau dengan bungkus yang aman.Selain itu karena dana CSR tidak diijinkan ada sponsor lain yang masuk,” pungkas Nurcholis. (ksm)