RS Cepoko Gandeng Yayasan Permata Sari Gelar Operasi Bibir Sumbing dan Langit-langit Gratis

Semarang, UP Radio – Rumah Sakit (RS) Cepoko Semarang menggandeng Yayasan Permata Sari menggelar operasi bibir sumbing dan langit-langit gratis. Ini merupakan bentuk bakti sosial membantu masyarakat yang membutuhkan operasi bibir sumbing. 

Komisaris Utama RS Cepoko Semarang, Anang Budi Utomo mengatakan, anak yang mengalami bibir sumbing biasanya cukup kesulitan saat makan. Di sisi lain, secara estetika, mereka harus mendapat pertolongan.

Anak yang mengalami bibir sumbing mayoritas berasal dari keluarga tidak mampu. Oleh karena itu, pihaknya tergerak untuk menggelar bhakti sosial memberikan operasi gratis bagi pasien bibir sumbing. 

Advertisement

“Kami kerja sama dengan Yayasan Permata Sari yang punya relawan kelompok bibir sumbing. Kami menjaring 17 pasien. Kemudian, sampai hari H yang hadir 12 pasien. Dilakukan skrining ada dua yang belum bisa dilakukan operasi hari ini. Ada permasalahan, belum mememuhi syarat untuk dilakukan operasi sumbing bibir dan langit-langit,” jelas Anang Budi Utomo.

Bakti sosial operasi bibir sumbing ini, lanjut dia, mulai dilakukan pada Sabtu (18/5/2024). Sebanyak 10 pasien mulai berproses operasi. Ada sebagian yang telah selesai dan masih dilakukan perawatan di rawat inap. 

“Rata-rata masuk rawat inap terlebih dahulu karena butuh pengawasan. Ini kan operasi plastik estetik rekonstruksi. Harus ada pengawasam seksama. Termasuk, perawat-perawat akan dapat catatan yang harus mereka kerjakan,” paparnya. 

Dari sejumlah pasien yang melakukan operasi bibir sumbing di RS Cepoko Semarang, lanjut Anang, mayoritas dari luar kota. Hanya ada satu pasien dari Gunungpati, Kota Semarang. 

“Nampaknya Kota Semarang sudah terjaring (oleh Yayasan Permata Sari). Ini sudah meluber ke wilayah luar kota,” sebutnya. 

Dia menginginkan, bakti sosial semacam ini bisa digelae rutin setahun atau dua tahun sekali. Pasalnya, operasi bibir sumbing ini terkadang cukup lama jika memakai BPJS Kesehatan.

Diharapkan, kegiatan ini bisa meringankan masyarakat yang mengalami bibir sumbing. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Permata Sari, Endang Sri Sarastri mengatakan, yayasannya telah melakukan bakti sosial ini sejak 2000.

Semula, ada ratusan pasien bibir sumbing. Kini, jumlahnya sudah kian berkurang karena pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat sudah semakin baik. 

“Di Kota Semarang memang berkurang, biasanya di daerah pedesaan. Mereka kebanyakan dari warga kurang mampu. Biasanya, saat hamil kurang diperhatikan gizinya. Kalau hamil muntah-muntah tidak berusaha dimasukan (makan) kembali. Padahal, tiga bulan pertama hamil adalah pembentukan organ tubuh,” terangnya.

Pihaknya terbuka membantu masyarakat operasi bibir sumbing dengan syarat minimal anak berusia tiga bulan, kondisi sehat, HB 10 dengan berat badan minimal lima kilogram. Kondisi paru-paru bagus dan tidak sedang mengalami batuk dan pilek. 

“Harapannya, dengan penampilan yang lebih bagus, anak-anak mau sekolah, mau bersosialisasi, menjadi anak pandai, berguna bagi nusa dan bangsa,” ucapnya. (ksm)

Advertisement