Semarang, UP Radio – Proses pencairan bantuan sosial tunai (BST) di Kota Semarang sudah mencapai 60 persen. Proses penyalurannya ditargetkan selesai akhir pekan ini.
Menteri Sosial RI, Juliari Pieter Batubara secara langsung memantau proses pencairan BST di Kantor Pos Regional 6 Semarang, Kamis (21/5/2020).
Warga terlihat mengantre dengan protokol kesehatan Covid-19. Di mana ruang tunggu diberi jarak antarkursi, sebelum masuk ruangan pencairan juga diskrening dengan thermal scanner.
Beberapa warga penerima pun terlihat lega bisa menerima bantuan langsung dari pemerintah tersebut.
Salah satu penerima BST, Riyanti (48) warga Jomblang Semarang ini tak henti mengucap syukur setelah menerima Bantuan Sosial Tunai senilai Rp. 600.000.
Riyanti mengatakan, dirinya mendapat BST atas rekomendasi ketua RT di tempat tinggalnya. Janda 3 anak itu termasuk yang terdampak perekonomiannya akibat pandemi corona.
“Ini baru pertama dapat. Saya lega, karena bantuan ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Riyanti.
Menteri Sosial Juliari Pieter Batubara di sela melakukan pemantauan menyatakan, penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada keluarga penerima manfaat mengalami kemajuan lebih dari 60 persen.
Pihaknya terus memperbaiki dan menyempurnakan distribusi bantuan tersebut. Prosedur dan mekanisme pencairan anggaran BST dilaporkan mengalami perbaikan, yakni bisa cair dalam satu hari.
“Kalau menunggu semuanya sempurna 100 persen, maka covid-nya sudah selesai, bantuan baru datang. Maka sejalan dengan langkah perbaikan, proses distribusi terus dilakukan,” kata Mensos, saat meninjau penyaluran BST di Kantor Pos Regional 6 Semarang (21/5).
Untuk diketahui, Juliari tidak hanya memantau di Kota Semarang sana. Dirinya juga memantau penyaluran BST di Kabupaten Semarang dan Solo. Juliari mengatakan penyaluran BST ada 3 tahap dan bulan ini tahap pertama.
BST ditargetkan diterima oleh 8,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) terdampak Covid-19 di seluruh Indonesia, akhir pekan ini. Termasuk distribusi bansos sembako Tahap III di DKI Jakarta juga ditargetkan tersalurkan 100 persen sebelum Hari Raya Idul Fitri.
“Tidak mudah untuk mengontrol agar tidak ada yang mendapatkan double bantuan. Datanya ini jutaan, tidak mudah ya. Jadi ada yang dirapikan,” katanya. (ksm)