Rektor Muhdi Bacakan Puisi untuk Harlah ke-97 NU

Semarang, UP Radio – Keberagaman adalah kekayaan Indonesia. Perbedaan tak boleh jadi penghalang untuk menyatukan visi persatuan dan kesatuan serta nasionalisme. 

Sejurus itu, tugas utama ormas keagamaan adalah menjaga persatuan serta menjaga kerukunan antar sesama umat beragama. 

Nahdlatul Ulama yang pada tahun ini memasuki usianya yang ke-97 diharapkan menjadi rumah bangsa Indonesia yang meneguhkan keberagaman.

Advertisement

“Semoga NU bisa menjadi tempat kita bernaung,” ungkap Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum dalam sambutannya.

Muhdi menegaskan jika NU harus bisa merangkul kepentingan bersama. “Mudah-mudahan kita bersama NU, tidak saja untuk kepentingan bersama tapi juga untuk bangsa,” tambahnya.

Dalam peringatan Harlah ke-97 NU, di Gedung PWNU (5/3) juga digelar Parade Puisi. 

Muhdi juga membacakan puisinya yang berjudul ‘Jika Saat Itu Kata Tak Mengalir’. 

“Jika saat itu kata tak mengalir darimu

Kami tak tahu, apa jadinya kami hari ini,” katanya.

Puisi tersebut Sebuah puisi yang dipersembahkan khusus untuk peringatan harlah NU ke-97.

Acara yang digelar PWNU Jateng tersebut menghadirkan tokoh-tokoh di antaranya Gus Candra Malik, Gus Muhammad Yusuf Chudlori, KH. M. Dian Nafi, serta beberapa tokoh ulama dan kyai di kota Semarang dan sekitarnya. (pai)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement