PT Honicel Indonesia Lirik Semarang dan Surabaya untuk Ekspansi

Tangerang, UP Radio – Historis kerjasama yang sangat panjang antara Belanda dan Indonesia hingga kini terus berkembang, bahkan kini banyak pengusaha Belanda yang memperluas jaringan bisnis untuk market Indonesia.

Penanaman modal asing (PMA) ini dinilai sangat menguntungkan, karena melalui investasi ini kedua pihak bisa tumbuh bersama di era yang sangat penuh tantangan. 

Managing Director Honicel Indonesia Michael Bestari dalam siaran pers menyebutkan, meski banyak pihak menilai investasi di Indonesia itu high risk mengingat secara geigrafis Indonesia rawan terjadi gempa dan banjir, banyak nya aksi unjukrasa dan ketersediaan infrastruktur yang kurang memadai, namun Investasi di Indonesia masih sangat diminati.

Advertisement

Dikatakannya, hingga kini investor asing sangat didukung oleh kebijakan Presiden Jokowi, diantaranya kemudahan investor untuk membuka lahan pekerjaan dan kesempatan baru bagi Indonesia sehingga telah memunculkan banyak lini bisnis baru untuk mulai produksi di Indonesia. “Salah satu expansi kerja sama antara Belanda dan Indonesia dengan berdirinya PT Honicel Indonesia,” kata Michael.

PT Honicel Indonesia telah mendirikan pabrik pertama nya di Tangerang Indonesia dan juga berencana untuk mengembangkan pabrik di dua kota lainya yakni Semarang dan Surabaya dalam waktu dekat. 

“PT Honicel Indonesia bergerak di bidang produksi kertas honeycomb yang di gunakan dalam industry furniture dan pintu,” tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, PT Honicel Indonesia juga memproduksi dan mendorong Industri export untuk go green dengan menggunakan produk nya untuk mengurangi pemakaian dan penceramaran lingkungan yang disebabkan oleh Styrofoam.

Honicel Indonesia kinibtelah mampu bertumbuh cepat, karena dukungan masyarakan yang semakin peduli lingkungan. “Diharapkan dengan adanya produksi lokal yang berkualitas sehingga kebutuhan konsumsi pasar export yang ramah lingkungan akan bisa terpenuhi oleh Honicel Indonesia.

“Pemakai Produk Honicel sekarang ini meningkat pesat utamanya dari pabrik yang melakukan export, karena buyer minta semua pengiriman sampai Negara tujuan harus go green dan tidak boleh ada unsur Styrofoam” pungkas Michael. (shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement