Klaten, UP Radio – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau pelaksanaan bantuan Padat Karya Produktif dan budidaya varietas padi Srinuk di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Senin (23/5). Ia mengatakan, memperkuat peternakan dan pertanian, sangat penting dalam mengantisipasi gejolak politik pangan.
“Kita ada lima kolam, yang pertama lele, kedua nila, ketiga bawal, keempat lima ini bantuan dari Bapak Gubernur (Pemprov Jateng) dan kebetulan sudah berjalan sejak 2021,” jelas Sunardi saat mendampingi Ganjar meninjau budidaya ikan di Tijayan, salah satu desa di Manisrenggo.
Sunardi mengungkapkan, bantuan yang mereka terima berupa benih ikan nila sekitar 20 ribu ekor. Sejak bantuan pertama di tahun 2020, hingga saat ini, mereka sudah panen setidaknya 3 kali.
“Amanah ini akan kami coba terus sampai kami bisa berhasil budidaya ikan. Ini sesuai dengan anjuran Bapak Gubernur yang tadi disampaikan kepada kami,” katanya.
Selain bantuan bibit ikan, Pemprov Jateng juga memberikan bantuan 500 ekor bebek petelur senilai Rp25 Juta yang dibagi ke tiga titik di desa tersebut.
“Bantuan pertama 220 ekor. Diberikan tahun 2021. Sekarang jadi 600 ekor. Jadi hampir 300 persen kenaikannya. Polanya bagus. Maksud saya, bantuan dari pemerintah yang diberikan ini bisa produktif,” kata Ganjar di lokasi.
Saat disinggung tentang Penyakit Kuku Mulut (PKM) yang merebak, Ganjar mengatakan, hingga saat ini tim surveilans terus bergerak menangani penyebaran. Di sisi lain para epidemiolog makin memahami virus PMK ini. Bahkan dalam dua bulan lagi vaksin ini siap diedarkan.
“Kemarin saya ketemu dengan orang yang memang bekerja di kementerian pertanian yang bekerja di produksi vaksin. Kira-kira dua bulan lagi, maka tidak perlu panik dari peternak, tapi segera laporkan,” tegasnya.
“Jadi yang sakit diperiksa dan yang positif dikarantina dan diobati. Saat pengobatan itu dilakukan harapannya bisa mencegah penularan yang lebih banyak,” ujar Ganjar.
Selain meninjau perikanan dan peternakan di Desa Tijayan, Ganjar juga mendatangi salah satu desa lainnya di Manisrenggo yang mengembangkan padi Srinuk. Srinuk merupakan varietas hasil rekayasa genetik benih Padi Rojolele hasil kerjasama antara Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dengan Pemkab Klaten.
“Ini yang dulu saya ngeyel sama Bapak, bahwa kita bisa bikin padi organik. Dan alhamdulillah ini sudah kita buktikan,” kata Suradi, warga Manisrenggo kepada Ganjar, Senin.
Ganjar memuji aksi Suradi tersebut. Ia bahkan langsung menawarkan bantuan untuk mendukung upaya pemuliaan varietas padi organik tersebut.
“Butuhe opo, nek traktor ya ngko tak kei (butuh apa, kalau butuhnya traktor nanti kami beri). Ini bagus. Akhir Juli panen nanti kita cek lagi,” ucap Ganjar. (hum)