Semarang, UP Radio – Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah menyiapkan anggaran untuk membantu petani yang gagal panen akibat bencana alam banjir.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Supriyanto mengatakan petani yang sawahnya mengalami kerusakan atau gagal panen akibat banjir, akan mendapatkan ganti rugi sesuai ketentuan.
“Petani yang telah terdaftar sebagai peserta Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), akan mendapatkan bantuan apabila lahan pertaniannya terdampak banjir,” kata Supriyanto.
Supriyanto mengatakan, program Asuransi Usaha Tani Padi bertujuan memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi kerusakan tanaman padi karena banjir atau kekeringan maupun serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Saat ini, berdasarkan laporan Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan hortikultura (BPTPH) Jateng areal sawah padi yang tergenang banjir seluas 28.344 hektare dengan puso sebanyak 5.615 hektare.
“Pemerintah propinsi Jawa Tengah di tahun 2022 kemarin telah mengalokasikan Program AUTP sebesar 15 ribu hektar,” tambahnya.
Dari program tersebut, Pemprov Jateng menanggung 20 persen premi yang harus dibayar petani peserta Program AUTP dari pusat.
“Untuk menekan kerugian petani akibat budidayanya kena dampak perubahan iklim. Bisa banjir, kering atau hama penyakit. Karena kalau terkait kerugian akibat dampak perubahan iklim itu, bantuan benih bisa cepat dikoordinasikan ke Jakarta. Data terakhir kami kerugian akibat banjir ada di 8.300an hektare,” kata Supriyanto.
Lebih lanjut Supriyanto menjelaskan, ada 12 kabupaten yang lahan pertaniannya terdampak banjir.
Petani yang lahan pertaniannya terdampak banjir, akan mendapat bantuan dari Jasindo sebagai perusahaan asuransi.
“Jasindo selaku perusahaan asuransi telah membayar ganti rugi klaim sebesar Rp3.123.780.000 atau setara dengan 520,63 hektare,” pungkasnya. (shs)