Semarang, UP Radio – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang meminta pihak sekolah dasar (SD) menyiapkan fasilitas untuk membantu orang tua siswa yang kesulitan untuk mendaftarkan anaknya ke jenjang SMP. Sebab, tidak semua orang tua siswa paham maupun memiliki fasilitas untuk mengakses penerimaan peserta didik baru (PPDB) online.
“Apabila ada orang tua karena keadaan misal tidak punya komputer, handphone atau internet, maka SD harus menyiapkan dan membantu. Jadi tidak perlu ke warnet. Memang (yang mau dibantu) harus ke sekolahan tapi protokol kesehatan tetap wajib,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri saat dihubungi (10/6).
“Jika bisa mandiri silakan, cukup daftar di website ppd.semarangkota.go.id dari mana saja, bisa lewat komputer atau handphone,” tegasnya.
SD Kalibanteng Kidul 01 Semarang, Jl WR Supratman, Kota Semarang, merupakan salah satu sekolah yang bersiap melakukan PPDB online. Hari ini pihak sekolah mulai melakukan simulasi PPDB online, dan membantu lulusannya untuk mendaftar ke jenjang SMP.
Kepala SD Kalibanteng Kidul 01 Semarang, Endang Mahrumiyati mengatakan di tengah situasi pandemi virus Corona atau COVID-19 ada arahan untuk pendaftaran dilakukan tanpa tatap muka.
“Untuk SD selain mengurus pendaftaran juga akan membantu lulusannya mendaftar SMP, tapi bisa juga mendaftar mandiri,” kata Endang di kantornya.
Terpisah, Sekretaris PPD setempat, Musrian menjelaskan sistem PPDB online tahun ini berbeda akibat pandemi virus Corona. Semua berdasarkan sistem dan tidak ada proses verifikasi dan cabut berkas yang mengharuskan tatap muka di sekolah.
“Ada lima perbedaan dibanding tahun lalu, pertama, pendaftar punya tiga pilihan, sebelumnya dua pilihan. Kedua tidak ada verifikasi dan cabut berkas, jadi tidak datang ke sekolah. Sekarang sudah langsung verifikasi (otomatis), jadi harus hati-hati dan cermat,” jelas Musrian.
Kemudian para pendaftar hanya memilih sekolah tujuan. Dia menjelaskan PPDB online tahun ini juga sudah terkoneksi dengan data Disdukcapil melalui nomor induk kependudukan.
“Data terisi peserta didik hanya memilih sekolah tujuan, data di-link-kan ke Disdukcapil. Nilai rapor sudah diinput termasuk data miskin dan lain-lain,” terangnya. (ksm)