PP Muhammadiyah Kenang Paus Fransiskus sebagai Sahabat Kemanusiaan

Yogjakarta, UP Radio – Dunia kehilangan sosok pemersatu. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik yang dikenal dengan kesederhanaannya dan semangat perdamaian yang tanpa batas, dikabarkan wafat pada Senin pagi (21/4/2025) waktu Vatikan. Ucapan duka dan penghormatan pun mengalir dari berbagai penjuru dunia—termasuk dari Indonesia.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, organisasi Islam besar di Indonesia, turut menyampaikan duka yang mendalam. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengenang momen pertemuan hangat dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada Februari 2024, sebuah pertemuan yang penuh dengan rasa persaudaraan dan kemanusiaan.

“Beliau adalah pribadi yang hangat, rendah hati, dan penuh humor. Saat kami bertemu dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, suasana terasa begitu bersahabat. Tidak ada sekat, hanya dialog antar manusia yang sama-sama ingin dunia ini lebih damai,” kenang Haedar.

Advertisement

Dalam kenangannya, Haedar menyebut bahwa Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin umat, tapi juga simbol harapan di tengah dunia yang kerap gaduh oleh konflik. Slogan yang dipegang Paus, “Miserando atque eligendo” – artinya “Rendah Hati dan Terpilih” – begitu mencerminkan kepribadiannya yang sederhana namun penuh pengaruh.

“Bersama Grand Syaikh Al-Azhar, beliau menerima Zayed Award yang pertama. Tahun ini, giliran Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang menerima penghargaan yang sama. Sebuah kehormatan bisa bertemu beliau dalam momen yang penuh makna itu,” tambah Haedar.

Ia juga menegaskan bahwa dunia telah kehilangan salah satu tokoh paling vokal dalam menyerukan perdamaian global dan toleransi lintas agama.

“Jejak dan inspirasi Paus Fransiskus semoga menjadi cahaya penuntun bagi kita semua untuk terus memperjuangkan kemanusiaan, terutama saat dunia masih dirundung oleh konflik dan ego politik,” tutup Haedar.

Advertisement