Mahasiswa PMM Inbound Tanam 5.000 Pohon Mangrove di Semarang

Semarang, UP Radio – Mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Inbound dari Kemendikbudristek baru-baru ini menanam 5.000 pohon mangrove di Pantai Utara Mangunharjo, Tugu, Kota Semarang. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari 33 perguruan tinggi se-Indonesia yang tengah mengikuti perkuliahan sementara di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) selama satu semester.

Dr. Sri Suciati MHum, Rektor UPGRIS, menyatakan bahwa penanaman pohon ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan kontribusi sosial mahasiswa PMM Inbound. Sebelumnya, aksi serupa juga dilaksanakan di lahan Panti Sosial Mardi Utomo Tembalang. “Ke depan, setiap ada momen penting di UPGRIS, seperti dies natalis, kami ingin menandai dengan penanaman pohon. Aktivitas ini sangat menginspirasi, karena bisa memperlambat abrasi,” kata Rektor di lokasi penanaman.

Rektor juga menekankan bahwa penanaman pohon ini merupakan bentuk kontribusi pihaknya dalam menjaga kelestarian alam. “Kemanfaatannya diharapkan bisa dirasakan sampai generasi selanjutnya. Menanam pohon adalah menanam kehidupan, menumbuhkan harapan. Dengan demikian, bumi yang kita tempati bersama ini akan semakin hijau,” tuturnya.

Advertisement

Ia juga mencatat bahwa salah satu hal positif dari pelaksanaan PMM Inbound adalah kehadiran Modul Nusantara. Melalui modul ini, peserta diberikan kesempatan untuk mengenal beragam kesenian, kebudayaan, serta destinasi wisata di tempat mereka belajar. “Mahasiswa yang rata-rata belum pernah ke Jawa sangat antusias mengikuti Modul Nusantara, yang salah satunya berkunjung ke tempat wisata. Mereka merasakan kebersamaan di tengah latar belakang budaya yang beragam,” jelasnya.

Sebelumnya, Dr. Wiyaka MPd, Koordinator PMM Inbound UPGRIS, menjelaskan bahwa bentuk kegiatan dalam program PMM mencakup kebhinekaan, inspirasi, dan refleksi, termasuk kontribusi sosial. Tema yang dipilih untuk kegiatan kontribusi sosial ini adalah Penghijauan dan Penanaman Pohon Langka untuk Kelestarian Alam.

“Mahasiswa diajak untuk mengasah kepekaan terhadap berbagai permasalahan. Selama belajar di UPGRIS, mereka tidak hanya mengikuti kuliah, tetapi juga belajar tentang kebhinekaan terkait adat istiadat masyarakat, keragaman budaya, agama, makanan, kesenian, dan lainnya,” ujarnya. (pai)

Advertisement