PMI Jawa Tengah Mampu Penuhi 91% Kebutuhan Plasma Konvalesen

Kendal, UP Radio – PMI Jawa Tengah terus berupaya untuk dapat memenuhi semua kebutuhan darah plasma konvalesen untuk kebutuhan pasien Covid-19.

Sayangnya, hingga kini masih banyak penyintas Covid-19 yang ragu untuk mendonorkan darahnya karena khawatir dengan kondisi kesehatannya.

Hal disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, yang juga menjadi Dewan Kehormatan PMI Jawa Tengah, Rabu (16/06/2021) pada kegiatan Pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Kabupaten Kendal Masa Bakti 2021-2026 di Gedung Abdi Praja Setda Kendal.  

Advertisement

“Masyarakat itu masih punya gambaran, saya kan baru sembuh. Kenapa saya harus mendonorkan  darah? Bagaimana dengan kesehatan saya? Nah ini perlu kita sampaikan bagaimana efek (donor darah plasma konvalesen) ketika kita setelah sembuh,” paparnya. 

PMI diharapkan bisa ikut mengatasi masalah ini dengan memberikan edukasi tentang donor pada masyarakat. Taj Yasin juga mengapresiasi Bupati Kendal Dico Ganinduto yang merangkul PMI untuk bekerja kolaboratif, mulai dari upaya pencegahan hingga penanganan Covid-19, termasuk dalam penyediaan plasma konvalesen. 

Taj Yasin menyebutkan, selama ini pihak yang mudah mendonorkan plasma konvalesen adalah penyintas Covid-19 dari kalangan TNI/ POLRI dan pondok pesantren. Pondok-pondok pesantren di Banyumas, cukup membantu penyediaan plasma konvalesen. Ia beralasan, sistem hubungan atasan-bawahan di militer dan murid-guru di pesantren yang penuh kepatuhan, menjadi faktor yang mempermudah. 

“Yang paling mudah untuk kita mintai donor plasma, dari TNI/ POLRI. Yang kedua, ponpes. Karena bagaimana pun juga, di pondok pesantren kalau kyai sudah perintah, perintahnya sama dengan jenderal,” tuturnya.  

Humas Unit Donor Darah PMI Banyumas, Nashir saat dihubungi via Whatsapp menyampaikan, untuk mendapatkan plasma darah konvalesen dari santri penyintas Covid-19, pihaknya berkomunikasi dengan Bupati Banyumas, Forum Komunikasi Pondok Pesantren Banyumas, pengasuh pondok dan MUI setempat.  

“Secara teknis ponpes-ponpes kita datangi, ketemu dengan pengasuhnya, menyampaikan tujuannya, kebutuhan plasma seperti apa. Intinya untuk memberikan edukasi kepada pengasuh sehingga mau untuk membantu PMI. Setelah itu, membuat jadwal sosialisasi,” jelasnya. 

Sembari sosialisasi, dilakukan pemeriksaan atau screening kepada para santri penyintas Covid-19. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pengecekan gejala, berat badan dan tensi. Bagi santri yang hasil pemeriksaannya memenuhi syarat, diambil sampel darahnya.

“Setelah hasil sampel darah keluar, kita koordinasi lagi dengan pengasuh pondok pesantren untuk menentukan jadwal pengambilan darah secara bergilir,” ucapnya. (hum)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement