Semarang, UP Radio – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menilai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) masih menjadi program yang harus tetap dipenuhi oleh pemerintah.
Ketua umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof Dr Unifah Rasyidi mengatakan hal tersebut saat menghadiri Konfrensi Kerja Provinsi (Konkerprov) IV PGRI Jawa Tengah Masa Bakti XXII di Balairung UPGRIS, Minggu (5/3).
Unifah menyebutkan capaian program pengangkatan satu juta guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) telah mencapai 400 ribuan dari target yang dicanangkan pemerintah.
“Sebenarnya yang baru terekrut resmi 300-400 ribu-an. Masihlah sekitar 500 ribu kekurangannya,” terang Unifah Rosyidi.
Unifah menjelaskan, program satu juta guru sebenarnya merupakan kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, terutama mengenai pembukaan formasi bagi guru PPPK.
“Tapi, waktu menghadiri HUT PGRI Ke-77 di Semarang, Mendikbud dan Presiden Joko Widodo, menyatakan jika satu juga enggak selesai maka akan diambil alih di pusat,” katanya.
Sebagai orgasisasi yang menaungi profesi guru, kata dia, PGRI berkomitmen untuk mengawal dan mengingatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem untuk konsisten merealisasikannya.
“Tugas kami di organisasi mengawal dan mengingatkan beliau (Mendikbud, red.) untuk konsisten dengan statemen itu,” kata Unifah.
Selama ini, kata dia, PGRI di daerah juga terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk menuntaskan program satu juta guru PPPK tersebut.
“PGRI di daerah, misalnya Jateng berkomunikasi dengan gubernur, PGRI kabupaten/kota berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Dengan dialog-dialog,” ujarnya mengakiri penjelasannya.
Sementara itu, Ketua PGRI Jateng Dr Muhdi menambahkan, jumlah guru yang sudah direkrut sebagai PPPK saat ini baru sekitar 300 ribu, dan tahun ini mungkin bertambah menjadi 500 ribu.
“Sisanya masih 500 ribuan. Ya, jumlah yang banyak. Untuk Jateng, terutama SMA dan SMK yang agak berat. Formasinya hampir terpenuhi, namun jumlah yang (memenuhi) PG (passing grade) banyak,” kata mantan Rektor Upgris tersebut. (shs)