Semarang, UP Radio – Sebagian warga masyarakat sejak Tiga hari terakhir semakin sulit mendaptkan elpiji 3 kilogram. Kelangkaan elpiji melon ini dirasakan merata di hampir semua wilayah di kota Semarang.
Seperti diungkapkan suwarno pedagang mie ayam keliling yang terancam tidak bisa berdagang setelah 4 tabung yang dimiliki kosong dan hanya tersisa 2 tabung untuk berjualan sehari saja.
“Saya sudah keliling nyari elpiji ‘melon’ ke semua penjual tapi jawabannya sama…stok lagi Kosong,” ujarnya.
Hal yang sama juga banyak dkeluhkan oleh masyatakat, bahkan ada sebagian warga yang menyampaikan keluhan sulitnta mendapat gas ‘melon’ lewat media sosial.
Kondisi ini menyebabkan munculnya asumsi yang berkembang dimasyarakat terkait adanya pengurangan kuota eliji 3 kg oleh Pertamina.
Namun Pertamina membantah adanya pengurangan kuota elpiji 3 kg. Area manager communication & relations Jawa Bagian Tengah & DIY Andar Titi Lestari mengungkapkan penyaluran elpiji bersubsidi sudah sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah sebagai regulator.
“Hingga saat ini tidak ada pengurangan kuota elpiji bersubsidi (3 kg). Bahkan pertamina telah menambah pasokan elpiji 3kg menjelang Idul Adha,” tegas Andar
Ia menuturkan Pasokan elpiji 3kg kota semarang rata normal konsumsi bulanan 1.746.000/bln untuk persiapan idul adha kita tambahkan 33.206 tabung. Penambahan juga dilakukan di kab semarang jika biasanya konsumsi sebanyak 807.950 tabung / bln menjelang Idul adha ditambah 21.864 tabung.
Pihaknya selalu berkoordinasi dengan Hiswana migas terkait proses pendistribusian hingga ke tingkat pangkalan yang saat ini berjumlah lebih dari 45 ribu pangkalan.
Lebih lanjut Andar meminta pemerintah dan kepolisian untuk ikut melakukan pengawasan proses distribusi dari pangkalan hingga ke pengecer karena dikhawatirkan rawan terjadi penyimpangan.
“Tanggung jawab Pertamina hanya pengawasan proses distribusi hingga pangkalan saja. Sedangkan di tingkat pengecer di luar tanggung jawab Pertamina,” tambahnya. (shs)