Perlu Strategi dan Sinergi Stakeholder untuk Pengendalian Inflasi di Jawa Tengah

Semarang, UP Radio – Pemerintah serius berupaya menekan kenaikan harga beras karena menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi selama dua tahun terakhir.

Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan langkah operasi pasar yang dilakukan dirasa kurang maksimal untuk bisa menurunkan harga komoditas.

Menurut Rahmat, diperlukan strategi antisipasi peningkatan harga beberapa komoditas pangan di Jawa Tengah, secara komperhensif terutama untuk harga beras.

Advertisement

“Operasi pasar yang selama ini dilakukan, masih kurang optimal mengendalikan inflasi pangan karena bersifat insidentil. Untuk itu, diperlukan penyediaan pasokan pangan dengan harga yang stabil dan bersifat kontinyu,” ujar Rahmat dalam Rakorwil dan Capacity Building di Semarang, Kamis (19/10).

Menurut Rahmat, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah optimalisasi peran Badan Usaha Milik Petani (BUMP) melalui implementasi Kios Bersama TPID.

“Kios ini, akan langsung memperoleh pasokan langsung dari Gapoktan atau BUMP, sehingga dapat memotong rantai distribusi pangan,” katanya.

Sebagai tahap awal, Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah akan bekerjasama dengan TPID Kota Semarang untuk membentuk Kios Bersama TPID di salah satu pasar utama di Kota Semarang.

“Kita berharap stabilitas harga akan terjaga, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat kerawanan kemiskinan di Jawa Tengah,” pungkas Rahmat.

Capacity Building dengan tema “Penguatan Strategi dan Sinergi Pengendalian Inflasi di Jateng tersebut juga dihadiri Pj. Gubernur Jateng, Nana Sudjana. Serta Bupati/Walikota di Jateng dan seluruh anggota TPID se-Jawa Tengah. (shs)

Advertisement