Semarang, UP Radio – Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional ke-10 tanggal 2 Oktober 2019, PLN memberikan bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) berupa peralatan membatik kepada paguyuban pengrajin batik ‘Sekar Kenanga’ di Kawasan Kampung Batik, Kelurahan Rejomulyo, Rabu (2/10).
Acara ini dihadiri oleh Manager PLN Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, Hamsyah Tri Rohadi, Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Mustohar, serta jajaran forkompimda Kota Semarang.
Manager PLN Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, Hamsyah Tri Rohadi mengatakan bantuan alat batik ini merupakan bentuk perayaan Hari Batik Nasional serta bentuk tanggung jawab sosial PLN kepada masyarakat.
“Melalui program PLN Peduli ini kami ingin mengembangkan Kampung Batik Semarang untuk menjadi lokasi destinasi wisata unggulan, sehingga harapannya nanti juga akan membantu perekonomian warga”, ujar Hamsyah.
Ia berharap bantuan dari PLN ini juga dapat mendukung kegiatan pengembangan Kampung Batik sehingga budaya batik tetap terjaga kelestariannya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Mustohar mengatakan, momentum Hari Batik Nasional ini kita bersama sama menghargai suatu prestasi yang luar biasa. “Lewat kearifan bangsa kita, mampu melahirkan karya luar biasa yang sudah mendapatkan legitimasi, pengakuan bahkan apresiasi di mancanegara melalui lembaga UNESCO”, terangnya.
Para pengrajin batik di Kelurahan Rejomulyo sebenarnya telah memulai membatik semenjak tahun 2006. Namun keberadaannya kurang mendapat perhatian publik, melihat potensi yang belum tergali ini, Pemerintah bersama dengan PLN membantu pengembangan Kelurahan Rejomulyo ini menjadi Kampung Batik.
Sebelumnya pada tahun 2017 silam, PLN juga memberikan pelatihan membatik kreatif kepada pengrajin Batik Semarang. Dengan adanya pelatihan ini maka akan semakin menambah daya saing dan semangat pengrajin untuk berkreasi untuk menghasilkan produk unggulan sehingga tidak kalah bersaing dengan daerah batik di kota – kota lain seperti Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta.
Di penghujung sambutannya, Mustohar mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah berkontribusi aktif dalam berkembangnya Kampung Batik Semarang.
“Suatu karya yang akbar tidak bisa diwujudkan sendiri, tetapi perlu kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak. Kampung batik ini bisa berkembang karena peran dari PLN, untuk itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi setinggi tingginya kepada PLN”, tutup Mustohar.
Selain penyerahan bantuan, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan lomba lukisan dinding (mural) dan membatik massal pada kain sepanjang 100 meter. (rls/shs)