Semarang, UP Radio – Di masa pandemi ini setiap perempuan harus tetap bercermin pada semangat Kartini dimasa lalu, untuk mencari solusi terbaik menghadapi berbagai tantangan bersama keluarga.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Pusat Study Kependudukan Perempuan dan Perlindungan Anak (PKPPA) LPPM Universitas PGRI Semarang Dr Arry Handayani dalam Webinar peringatan hari kartini dengan tema emansipasi wanita peran dan tantanganya dimasa kini (21/4).
Dr Arry Handayani mengungkapkan perempuan sudah banyak yang sejajar laki-laki, tetapi secara kodrat harus bersikap tidak mengungguli laki-laki.
“Kalau dilihat laki-laki dan perempuan ada sisi kelebihan dan kelemahannya masing-masing jadi dalam keluarga harus bisa jalan bareng bareng agar menghasilkan suatu konsep yang lebih baik,” terang Arry.
Arry menambahkan meski di dalam keluarga, perempuan menjadi yang utama pemegang tanggung jawab ranah domestik tapi tidak menutup kemungkinan Bapak juga terlibat di dalam ranah domestik untuk membantu.
Hal ini banyak dialami perempuan yang harus bekerja diluar rumah membantu suami sehingga suami wajib membantu ranah domestik rumah tangga untuk mendapat hasil lebih baik.
“Jadi prinsipnya tanggung jawab utama untuk mencari nafkah itu tetap ada suami, sedangkan istri yang berada di ranah publik (bekerja) untuk membantu suami, sementara tanggung jawab utama istri tetap di ranah domestik dan dibantu suami,” tambahnya.
Dirinya mengakui, ditengah pandemi ini banyak terjadi PHK yang dialami sehingga perempuan harus banyak mengambil peran di ranah publik.
“Adanya PHK, maka suami akan kembali ke rumah sehingga pasangan suami istri ini harus bisa bekerja sama mencari solusi,” katanya.
Arry menambahkan melalui webinar ini diharapkan bisa memberikan gambaran kepada perempuan agar bisa secara seimbang mengambil peran di ranah pekerjaan dan keluarga.
Selain itu di kegiatan ini juga membantu perempuan menggali potensi yang dimiliki untuk menciptakan peluang usaha yang bisa ditingkatkan. (shs)