Semarang, UP Radio – Pengembang perumahan yakin dipenghujung tahun bisa menjadi momen peningkatan penjualan property di Indonesia pasca kondisi pandemi yang telah melandai.
Ketua Panitia pameran Property Expo Semarang Dibya K Hidayat mengatakan tren kenaikan ini telah dirasakan seiring dengan telah dibukanya pusat perbelanjaan dan ramainya pengunjung.
“Kebutuhan rumah berbeda dengan kebutuhan lainnya. Jika sebelumnya masyarakat memilih menunda pembelian, saat ini bisa menjadi waktu yang tepat membeli rumah. Pengembangpun sudah mulai berani mengikuti pameran, apalagi mall sudah mulai ramai pengunjung, sehingga diakhir tahun ini pengembang optimis penjualan meningkat,” kata Dibya K Hidayat saat pembukaan Property Expo Semarang ke-10 di Mall Paragon (3/11).
Melihat kondisi yang terus membaik, pameran property expo Semarang ke-10 di mall Paragon diikuti 8 pengembang serta dua pendukung, yakni building dan material dan berlangsung mulai tanggal 3 – 14 November 2021.
“Melalui PES ini pihaknya juga mentargetkam peningkatan penjualan hingga 20% dibanding pameran sebelumnya,” tambah Dibya.
Terkait harga rumah, lanjutDibya, sampai saat ini pengembang masih menahan harga untuk tidak naik, meski harga bahan bangunan seperti besi, kusen, UPVC lainnya sudah naik. Hal ini dikarenakan bahan material tersebut masih impor dari China.
”Barang-barang impor dari China akan mengalami kenaikan, mengingat China sudah mulai melakukan pembatasan produksi, karena adanya krisis energi”, jelasnya.
Akibat adanya krisis energi ini harga batubara di Indonesia juga sudah mengalami kenaikan. Kenaikan harga batubara ini akan berimbas juga pada kenaikan harga produk lokal.
Menurut Dibya , para pengembang kini mulai bersemangat, dan berharap masyarakat tidak takut mengunjungi mall dan tetap menjalankan protokol kesehatan. “Rumah tetap menjadi kebutuhan pokok, sehingga masyarakat membeli baik itu untuk investasi maupun rumah tinggal,” pungkasnya. (shs)