Semarang, UP Radio Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) kembali menggelar Webinar ke-2 rangkaian Dies Natalis ke-40 dengan tema Tantangan guru dalam pembelajaran abad 21.
Webinar kali ini menghadirkan pembicara Ketua Umum PB PGRI Prof Dr Unifah Rosyidi dan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Dr H Yaswardi MSi, Rabu (14/07) dan dilaksanakan secara online yang disiarkan secara langsung di youtube UPGRIS TV.
Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum dalam sambutanya mengatakan tahun 2021 menjadi momen yang penting dalam menapaki usia yang ke-40.
“UPGRIS terus mencipta dalam penelitian, pendidikan, pelatihan, pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan makna bagi kehidupan. UPGRIS memiliki keunggulan dalam semua aspek. Banyak prestasi yang terus ditorehkan dari civitas akademikanya. Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tantangan pendidikan dalam kondisi pandemi agar semua isa bergotong royong. Guru mampu meghadapi perubahan abad 21 dengan baik,” kata Muhdi.
Sementara Unifah Rosyidi mengungkapkan banyaknya tantangan di dunia pendidikan saat menghadapi pandemi covid-19 yang terus berlangsung.
“Dampak covid pada pendidikan sangat luar biasa. data dari UNICEF, 26 Agustus 2020 menjelaskan 463 juta anak tidak bisa mengikuti pendidikan jarak jauh,” terang Unifah.
Data UNICEF juga menyebut 70 persen atau 120 juta anak usia PAUD tidak dapat terjangkau. 29 persen atau 217 juta anak SD tidak dapat dijangkau. 24 persen atau 78 juta anak SMP tidak dapat diakses. Serta 18 persen atau 78 juta anak SMA tidak memiliki asset teknologi untuk mengakses pembelajaran jarak jauh.
Sebagian besar kendala tersebut karena tantangan dan keterbatasan pembelajaran online untuk anak-anak, kurangnya program pembelajaran jarak jauh untuk kategori pendidikan hingga Kurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran jarak jauh.
Menyikapi kondisi tersebut Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Yaswardi menilai perlunya visi pendidikan untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
“Pelajar Pancasila, pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan global, bergotong royong, dan kreatif,” tutur Yaswardi.
Dirinya berharap, Pendidik tidak boleh terjebak dalam zona nyaman, harus terus belajar, berbagi, dan menginspirasi. Karakter guru harus ada dalam pembelajaran abad-21 yaitu Guru sebagai pembelajaran tekun sepanjang hayat.
“Guru mengimplementasikan pendekatan yang sesuai dengan cara belajar siswa. Kreatif dan inovatif, guru bisa memberikan pembelajaran yang bagus dan sumbernya juga tidak boleh monoton,” pungkas Yaswardi. (pai)