Magelang, UP Radio – Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 yang digelar di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur Senin (21/8) berhasil menghasilkan potensi kepeminatan investasi senilai Rp18,5 triliun.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berjanji telah menyiapkan berbagai kemudahan bagi setiap investor untuk bisa segera merealisasikan peminatan investasi tersebut.
Sekretaris Daerah Pemprov Jateng Sumarno mengatakan, pada CJIBF 2023 mengangkat tema “Circular Economy for Central Java Sustainable Growth”.
Melalui tema tersebut pemerintah Propinsi menawarkan proyek-proyek ramah lingkungan diantaranya Instalasi Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis Kota Surakarta, Transformasi Taman Kyai Langgeng (TKL) Ecopark Kota Magelang, pembangunan industri Penyulingan melati di Pemalang, Pengembangan industri kelapa terpadu di Cilacap.
Adapula proyek sentra industri perikanan di Pati, pengolahan limbah B3 medis di Kota Tegal, Industri Udang Terpadu di Cilacap, Pengembangan Aqua Edu Culture Park di Pulau Panjang Jepara, Pengembangan Pembenihan Ikan Nila Salin Tilapia di Pati.
“Jadi kalau kita bicara circular ekonomi dan green ekonomi menjadi PR kita karena kita bicara sustainable, kelestarian lingkungan keberlanjutan, itulah yang jadi kunci utama. Bicara masalah pertumbuhan tidak sekadar tumbuh tapi yang jadi perhatian soal kelestarian jadi program kita, kita arahkan ke sana,” tutur Sumarno.
Sumarno mengatakan, di tahun 2023 pemerintah propinsi Jawa Tengah mentargetkan masuknya investasi baru sebesar Rp65.70 triliun.
“Hingga semester satu 2023 realisasi investasi di Jateng mencapai Rp27,07 triliun atau 41,22 persen dari target penanaman modal sebesar di tahun ini. Dengan adanya CJIBF 2023,” ujarnya.
Sumarno juga meyakini dengan berbagai upaya, diantaranya dengan penyelenggaraan CJIBF ke 17 ini dapat mencapai target yang ditetapka oleh BKPM/Kementerian Investasi RI.
“Bicara Investasi hijau, banyak masuk kawasan Industri Kendal adalah kendaraan listrik. Adapula investor yang mau masuk dengan energi terbarukan yakni bayu (angin) dan geothermal,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari mengatakan, hingga pagi ini sudah ada peminatan terhadap sejumlah tempat investasi. Ia berharap, potensi penanaman modal tersebut akan diikuti realisasi nyata.
“CJIBF diawali dengan one on one meeting, kami siang tadi sudah lakukan one on one dengan investor dalam dan luar negeri tercatat kepeminatan ada di Rp18,5 triliun. Dengan ini kami intensif lakukan pendampingan sehingga betul-betul terjadi realisasi investasi,” pungkas Sakina. (shs)