Semarang, UP Radio – Pemkot Semarang melakukan pengundian peserta yang mengikuti lomba ”Hari Bebas Kendaraan Pribadi”, selama dua bulan terakhir. Tercatat, ada sekitar 800 peserta yang memenuhi syarat lomba yang mengunggah foto-fotonya ke akun instagram mereka dengan menyertakan sejumlah hashtag.
Antara lain #pemkotsemarang, #kotaramahlingkungan, #UNEF, #WNO, #GEF, #IPCC, #WWF, #smgtransportrabu, #semarang2022, #bergerakbersama, dan #semarangsemakinhebat. Sebanyak 20 pemenang telah diundi secara acak melalui perangkat komputer.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan, pelaksanaan lomba foto ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik dari masyarakat di Kota Semarang. Terbukti, banyak dari mereka yang mengirimkan fotonya pada saat memakai transportasi umum di ”Hari Bebas Kendaraan Pribadi” yang berlangsung selama dua bulan terakhir.
”Bahkan ada yang ternyata naik sepeda dan jalan kaki. Kami berterima kasih karena ternyata banyak masyarakat menunjukkan antusiasnya dalam mengikuti program ini. Bisa jadi, jumlahnya lebih banyak lagi namun tidak ikut lomba dan mengirimkan fotonya,” ujar dia, usai pengundian 20 pemenang lomba foto ”Hari Tanpa Kendaraan Pribadi”, di Balai Kota Semarang, Senin (15/8).
Para pemenang tersebut, ungkap Hendi, sapaan Wali Kota Semarang, akan diundang pada saat untuk menerima hadiah pada saat pelaksanaan upacara 17 Agustus dalam rangka peringatan HUT ke-77 RI di Balai Kota Semarang.
”Untuk perpanjangan program hari bebas kendaraan pribadi, kami masih akan mempertimbangkan terlebih dahulu dampaknya dengan sejumlah evaluasi. Misalnya saja, apakah ada pengaruh secara signifikan terhadap pengurangan pencemaran polusi udara hingga tingkat kepadatan kendaraan di Kota Semarang, pada saat dilaksanakannya program tersebut,” papar dia.
Adapun total hadiah lomba foto yakni sebesar Rp50 juta. Masing-masing pemenang akan mendapatkan nominal hadiah yang sama yakni setara dengan nilai Rp2,5 juta. Hal tersebut dikarenakan, pemberian hadiah berasal dari sejumlah sponsor.
Sementara itu, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin, menyampaikan, data penghitungan terkait dampak polusi dan tingkat kepadatan arus lalu lintas memang belum ada. Namun, menurut Iswar, secara kasatmata dengan banyaknya masyarakat yang tidak memakai kendaraan pribadi maka jumlah kepadatan akan menjadi lebih mudah diurai. Selain itu, polusi emisi gas buang yang diakibatkan dari pemakaian kendaraan pribadi pun pastinya berkurang.
”Arus lalu lintas yang biasanya padat pada saat sekitar pukul 07.00 hingga 08.00, tentunya berbeda pada saat hari bebas kendaraan pribadi yang dilaksanakan setiap rabu dalam dua bulan terakhir,” ucap dia.
Untuk data hitungan pastinya, ungkap Iswar, akan coba dilaksanakan dengan melibatkan para pakar untuk mengetahui seberapa besar pengurangan emisi gas buang pada saat pelaksanaan program tersebut. Misalnya saja dilakukan dengan menghitung kendaraan apa saja yang digunakan dan jumlah pegawai ASN di lingkungan Pemkot Semarang.
”Nantinya akan diketahui berapa persen angka penurunan tersebut. Kami berharap, program hari bebas kendaraan pribadi akan membuat perbedaan dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia, yang memang cenderung mengalami kepadatan arus,” jelas dia.
Iswar secara pribadi menginginkan agar program tersebut bisa berlanjut. Tujuannya, dalam rangka menciptakan budaya kebiasaan baik, agar masyarakat mau untuk menggunakan kendaraan atau angkutan umum dalam menjalankan aktivitas hariannya.
”Apalagi kalau kita ketahui bersama, pertambahan kapasitas jalan tidak berimbang dengan pertambahan jumlah kendaraan. Kami berharap kebiasaan penggunaan kendaraan angkutan umum, akan mampu menekan jumlah arus kendaraan yang beroperasional di jalan. Sebenarnya ini sudah ada sejak dulu, namun dengan adanya program ini diharapkan hal tersebut dapat terwujud,” harap dia. (ksm)