Pemkot Semarang Terus Berupaya Penuhi Hak Penyandang Disabilitas

Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut pemerintah terus berupaya memenuhi hak-hak penyandang disabilitas di Kota Semarang.

Salah satunya dengan memberikan ruang dan pemberdayaan di bidang kesenian melalui pameran lukis di ruang publik, hingga kerjasama bidang peningkatan ekonomi.

Hal ini disampaikan Mbak Ita, sapaan akrabnya usai acara Hari Disabilitas Internasional 2023 yang berlangsung di Kantor Dinsos Jateng, Minggu (10/12/2023).

Dalam kegiatan tersebut, anak-anak bertalenta khusus memperlihatkan karya lukisan terbaiknya. Mbak Ita mengunjungi satu persatu stand lukisan, ia tampak terharu dan bangga melihat karya anak-anak bertalenta tersebut.

“Sangat terharu dan bangga. Sisi lain kekurangan mereka, ternyata mereka punya banyak kelebihan, buktinya anak-anak bisa melukis dengan luar biasa,” ujarnya.

Menurutnya, potensi yang dimiliki anak-anak bertalenta khusus ini harus dipamerkan di tempat terbuka, agar masyarakat tahu karya-karya mereka.

“Kegiatan semacam pameran bisa diadakan di Balai Kota atau Kota Lama Semarang. Akan lebih bagus lagi kalau lukisan anak-anak spesial ini bisa dipajang di Car Free Night Kota Lama. Jika laku terjual, ini bisa jadi penyemangat bagi anak-anak ini,” katanya.

Dirinya berharap dinas-dinas dan instansi terkait bisa melibatkan kaum disabilitas dalam segala kegiatan. “Mereka punya hak yang sama,” ujarnya.

Tak hanya itu, dari sisi peningkatan ekonomi, Pemkot Semarang juga berupaya memberi dukungan kepada para penyandang disabilitas.

“Bak gayung bersambut, ternyata Rumah Difabel punya toko sembako. Kami akan memfasilitasi agar Rumah Difabel bisa bekerja sama dengan BUMP (Badan Usaha Milik Petani) yang mungkin nantinya bisa memasok sembako dengan harga lebih murah kepada mereka,” jelasnya.

Selama ini, lanjut Mbak Ita, Rumah Difabel ini memasok kebutuhan tokonya dari toko retail, sehingga harganya cukup tinggi.

“Kalau semakin murah kan keuntungannya semakin tinggi, sehingga keuntungan itu bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan pengembangan rumah difabel itu. Kami ke depan akan fasilitasi Toko TPID bagi Difabel,” tuturnya.

Mbak Ita mengakui, selama ini banyak fasilitas di sejumlah kantor yang kurang ramah terhadap difabel.

Saya lihat ada beberapa tempat atau pelayanan di dinas maupun Balai Kota Semarang yang sebagian belum ramah difabel. Namun di 2024 kami berencana untuk merenovasi tempat yang masih banyak tangga, dengan akses difabel yang memudahkan mereka,” imbuhnya.

Harapannya, semua sektor lebih inklusif membantu penyandang disabilitas mandiri. Seperti di antaranya infrastruktur yang ramah dan pemenuhan satu persen tenaga kerja dari unsur disabilitas.

Sementara itu, Founder Roemah Difable Kota Semarang, Noviana Dibyantari berharap agar para penyandang disabilitas lebih memiliki keinginan dalam kemandirian keuangan melalui usaha maupun bekerja.

Melalui peringatan Hari Disabilitas Internasional ini sejumlah kegiatan juga telah dilaksanakan untuk mendukung itu. Seperti pameran lukisan, fesyen, hingga pentas seni yang dilakukan oleh penyandang disabilitas dari berbagai komunitas.

“Ada harapan besar yang muncul bagi penyandang disabilitas di hari Disabilitas Internasional 2023. Yakni soal pemenuhan infrastruktur fasilitas umum yang lebih ramah, pemenuhan satu persen tenaga kerja di perusahaan maupun instansi pemerintah,” kata Novi.

Gayung bersambut, harapan dari pendiri Komunitas Roemah Difabel itu akan diakomodir oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu.

Seperti diketahui, puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional Kota Semarang terlaksana atas kerja sama Komunitas Roemah Difabel dan Yakkum (Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum).(ksm)