Pemkot Semarang dan BBWS Ajukan Perbaikan Tanggul Permanen di Perum Dinar Indah

Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana bekerja sama untuk menangani banjir di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang. Karena menjadi langganan banjir akibat luapan Sungai Babon yang hulunya berada di wilayah Kabupaten Semarang, perbaikan tanggul permanen kini tengah diajukan ke Pemerintah Pusat.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya bersama BBWS saat ini sudah membuat bronjong atau tanggul sementara untuk mencegah aliran air sungai Babon masuk ke permukiman.

“Kita membuat penahan untuk membatasi, atau membuat tanggul bronjong yang ada di Dinar Indah, dan kemarin kan sudah banyak kropos. Nah ini sudah diperbaiki dan dari BBWS juga sudah mengajukan lagi ke pemerintah pusat untuk bisa diperbaiki secara permanen,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, baru-baru ini.

Di sisi lain, ia menyebut saat ini masih ada sekitar 30 keluarga yang masih menetap di Perumahan Dinar Indah. Para penghuni pun juga sampai sekarang masih menolak untuk direlokasi.

Akan tetapi, Pemkot Semarang masih berupaya menangani permasalahan di Dinar Indah. Pihaknya tengah melakukan pendataan lahan milik Pemkot Semarang, baik fasilitas umum (fasum) maupun fasilitas sosial (fasos) di sana. Namun untuk teknis ganti ini memang bukan hal yang mudah, karena prosesnya sangat panjang.

“Karena Dinar Indah pengembang sudah gak ada, terus warga juga gak mau dibuat rusun (rumah susun), maunya rumah biasa. Sehingga upaya kami adalah ada gak di sana itu fasum yang sudah diserahkan oleh pemerintah kota. Namun mengalihkan aset itu kan tidak mudah, butuh proses-proses. Nah upaya sekarang adalah, kami dengan BBWS membuat bronjong dan semoga Desember ini sudah jadi,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menyebut jika menurut BBWS, wilayah yang terdampak banjir di Dinar Indah memang tidak cocok untuk permukiman warga. Hal ini dikarenakan wilayah itu sejajar dengan sepadan sungai.

“Dan kalau membangun tanggul besar, yang sesuai dengan DED dan sebagainya itu, kan sama saja melegalkan persoalan tersebut. Nah ini yang menjadi perdebatan, selain aturan kami juga harus berpikir kemanusiaan juga. Sehingga langkah yang bisa kami laksanakan sementara, membuat tanggul bronjong,” imbuhnya.

Sebagai informasi, wilayah Perum Puri Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang memang selama ini menjadi langganan banjir saat puncak musim hujan. Setidaknya dalam 10 tahun terakhir, warga perumahan tersebut, khususnya yang tinggal di RW 26, selalu dihantui bencana banjir bandang setiap kali hujan deras datang.

Banjir di Perum Puri Dinar Indah sudah kerap terjadi sejak 2013 akhir. Dimungkinkan karena pengembang perumahan dulunya tidak memperhatikan sistem pembuangan dan geografis perumahan. Kawasan perumahan itu dulu merupakan area tangkapan air dari kawasan perumahan di atasnya. Di sisi lain, pengembang juga tidak memperhatikan jarak antara sungai dengan permukiman warga. Jarak sungai dengan perumahan hanya sekitar enam meter, padahal idealnya minimal 15 meter.(ksm)