Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan akan membuka donasi untuk menyediakan buka puasa gratis, bagi sebagian warga yang tidak mampu karena terdampak COVID-19.
Santapan gratis untuk berbuka puasa berupa takjil dan nasi kota itu rencananya akan diantarkan ke rumah – rumah, sehingga masyarakat tidak perlu berkumpul untuk berbuka puasa.
Namun Wali Kota Semarang, yang akrab disapa Hendi tersebut menerangkan untuk jumlah santapan buka puasa yang akan distribusikan secara gratis oleh Pemerintah Kota Semarang akan ditentukan H-3 menjelang bulan Ramadhan tiba.
Namun Hendi memastikan, Pemerintah Kota Semarang minimal akan menyediakan buka puasa gratis sebanyak 4 kali, sedangkan sisanya akan menyesuaikan besara partisipasi masyarakat yang mampu di Kota Semarang.
“Saya baru saja mengambil keputusan untuk membuka donasi khusus untuk takjil dan santapan buka puasa masyarakat tidak mampu yang terdampak COVID-19. Saya sudah hitung kalau untuk 177 kelurahan diupayakan ada 64.400 paket berbuka puasa, kalau indeksnya sekitar Rp 10.000, berarti dalam satu hari butuh 644 juta,” ungkap Hendi.
Dengan hitungan tersebut, lanjut Hendi, selama bulan Ramadhan minimal ada 4 hari buka puasa yang dibagikan lurah, dan RT RW kepada warga membutuhkan. Untuk 26 harinya kalau ada yang mau berpartisipasi 1 hari atau 2 hari monggo, nanti kita evaluasi H-3 ada berapa hari buka puasa dan takjil yang bisa dibagikan secara gratis.
Sementara itu terkait stok pangan di Kota Semarang jelang bulan Ramadhan, Hendi menyatakan jika hampir semua bahan pokok ada dalam kategori aman, kecuali gula.
“Komunikasi dengan Bulog seminggu yang lalu, Insya Allah tiga bulan ke depan beras masih cukup, kita juga cek ke pedangang – pedagang, mereka mengatakan kalau untuk sembako tidak kesulitan, kecuali gula,” jelas Hendi.
“Hal itu tersebut karena untuk gula salah satu alasannya terkait panen yang belum begitu kelihatan. Sehingga kalau yang lain-lainnya Insya Allah akan kita bisa siapkan untuk masyarakat,” tandas Wali Kota Semarang itu.
Di sisi lain meskipun stok pangan relatif terjaga, Hendi tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembelian yang berlebihan.
“Tapi walaupun stoknya aman, jumlah dan volume pembeliannya juga harus dibatasi. Misal kalau beli gula ya 2 kilo, kalau beras ya 10 kilo dulu, kalau habis baru beli lagi sejumlah itu. Saya sangat mengharapkan tidak terjadi panic buying di masyarakat, yang justru menjadi tidak baik untuk kita semua,” tegasnya. (ksm)