Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota Semarang memberikan bantuan sosial berupa paket sembako bagi warga Kelurahan Tanjung Mas dan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, yang terdampak rob dan gelombang pasang.
Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Muthohar mengatakan, pemberian bantuan tersebut sebagai bentuk perhatian Pemkot kepada warga terdampak. Selain sembako, Dinsos juga memberi bantuan berupa peralatan dapur, handuk, sprei, dan selimut.
“Ada 200 paket yang diberikan kepada warga Tanjung Mas dan 185 paket yang diberikan kepada warga Bandarharjo. Yang Tanjung Mas memang agak parah jadi lebih banyak,” rinci Muthohar usai pembagian paket bantuan di Kantor Kelurahan Tanjungmas (15/12).
Dia berharap, paket bantuan tersebut bisa bermanfaat bagi warga yang terdampak rob dan gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menambahkan, khusus untuk warga Tanjungmas yang rumahnya terdampak gelombang pasang juga mendapatkan bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang sebesar Rp 500 ribu untuk masing-masing keluarga.
“Itu tidak sebanding tapi semoga bisa membantu,” ucap Ita, sapaannya.
Lebih lanjut, Ita menuturkan, Pemerintah Kota Semarang melalui BPBD juga akan membantu pembangunan rumah warga yang diterjang gelombang tinggi. Apabila bantuan masih belum mencukupi, pihaknya akan mencarikan dana CSR.
“Indonesia Power akan membantu. Kalau kurang kami carikan lagi karena mereka sangat butuh tempat tinggal. Kami harap ada tambahan-tambahan CSR,” katanya.
Pembangunan rumah, sambung dia, masih menunggu kondisi benar-benar telah aman dari gelombang pasang. Pasalnya, fenomena La Nina diperkirakan masih akan berlangsung hingga Febuari. Ita meminta pihak kecamatan untuk melakukan inventarisasi dan memonitor pembangunan rumah warga yang terdampak gelombang tinggi.
Menurutnya, saat ini warga juga masih memerlukan bantuan alat tulis sekolah mengingat seluruh peralatan tersapu oleh gelombang tinggi.
“Kami akan bantu dengan alat tulis sekolah karena barangnya mawut semua. Saya minta Pak Sekcam memonitor,” paparnya.
Terkait dengan penanganan rob di dua wilayah tersebut, Ita mengaku, Pemerintah Kota Semarang telah berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat untuk penyelesaian pembangunan sheet pile atau dinding vertikal penahan gelombang air laut. Diharapkan, penyelesaian pembangunan sheet pile bisa terealisasi pada 2021 mendatang.
“Memang harus pakai sheet pile. Kalau hanya ditumpuki karung bisa bocor lagi. Kami harap tahun depan bisa dibangun sheet pile dari Kementrian PUPR karena sebenarnya hanya tinggal sedikit saja,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pembangunan sheet pile juga harus melihat rencana pembangunan tanggul laut. Pembangunan tanggul laut ini menjadi upaya penanganan rob jangka panjang. Sedangkan, pembangunan sheet pile harus segera terealisasi sebagai upaya penanganan rob jangka pendek.
“Kemarin yang disampaikan sekitar Rp 40 miliar untuk pembangunan sheet pile. Pak Wali sudah berkomunikasi. Kami akan dorong terys supaya bisa terealisasi,” ucapnya. (ksm)