Pemkot fasilitasi PKL Berjualan di Sekitar Alun-Alun Kota Semarang

Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota Semarang memfasilitasi pedagang kaki lima (PKL) kuliner untuk berjualan di Alun-Alun Kota Semarang.

“Sesuai kesepakatan, kami larang mereka berjualan di alun-alunnya,” kata Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Kamis 14 September 2023.

Namun, kata Fajar, pihaknya telah memberikan PKL kuliner untuk berjualan di sekitar Alun-Alun MAS. Yakni jalan di depan MAS (Masjid Kauman Semarang) hingga samping Hotel Metro Semarang khusus pada akhir pekan. Atau setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu.

Menurutnya, para PKL bisa berjualan selama tiga hari akhir pekan itu di sekitar kawasan Alun-Alun Kota Semarang. Dengan jam buka operasional mulai 17.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.

“Silakan gunakan Alun-Alun hanya untuk kursi, meja dan makan, PKLnya (berada) di jalan. Jadi, jalan di situ Sabtu-Minggu (akhir pekan) tutup,” katanya.

Ia mengatakan bahwa Dinas Perdagangan Kota Semarang mendukung jika kawasan Alun-Alun MAS berkembang menjadi ikon baru dengan aneka kulinernya. Tetapi dengan tetap menjaga keberlangsungan fasilitas umum tersebut.

“Monggo yang mau datang kuliner, datang ke Alun-Alun MAS setiap Jumat, Sabtu dan Minggu. Ya, ini khusus akhir pekan. Apabila dirasa tambah ramai, bisa saja ditambah waktunya (hari),” katanya.

Sementara itu, Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu membenarkan jika PKL memang tidak boleh berjualan di Alun-Alun MAS. Karena sedang pemkot persiapkan dengan pemberian rumput sintetis.

“Di alun-alun itu kemarin sebenarnya akan membuat (bagian) yang atas bisa langsung proses pengadaan rumput sintetisnya. Tapi bersamaan dengan audit BPK yang rekomendasinya pembelian tidak boleh lebih dari Rp1 miliar untuk swakelola,” kata Ita, sapaan akrabnya.

Padahal, kata Ita, pembelian rumput sintetis memang di kisaran harga tersebut. Sehingga nanti akan kembali berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mencoba pengadaan kembali.

Ia menjelaskan pemasangan rumput sintetis bertujuan agar lebih bersih, tidak mudah rusak, dan perawatannya lebih mudah. Ketimbang rumput alami yang kemarin sempat tertanam dan gundul.

“Tapi habis itu enggak boleh digunakan untuk kegiatan pakai tenda, pakai apa gitu. Ya udah, kayak alun-alun aja kita pakai untuk santai,” katanya.

Masyarakat bisa beraktivitas di Alun-Alun MAS, kata Ita, tetapi untuk aktivitas berjualan memang ada larangan dan sudah pemkot fasilitasi di jalan sekitar kawasan tersebut. (ksm)