Klaten, UP Radio – Meski sering kekurangan air, warga Desa Panggang, Kecamatan Kemalang tetap konsisten mengolah lahan pertanian mereka. Untuk menyiasati kebutuhan air yang tidak mencukupi, warga memilih sistem pertanian hidroponik.
Hal itu diungkapkan Susi, warga Panggang, saat berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Relawan Komunitas Sekolah Sungai di Georium Dunia Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Rabu (26/9). Dia berharap pertanian hidroponik yang tengah dikembangkan saat ini, nantinya bisa berkembang menjadi wisata agro.
“Di Desa Panggang kami kembangkan pertanian hidroponik karena hanya sedikit membutuhkan air. Kami ingin mengembangkan pertanian hidroponik untuk agronya,” katanya.
Gubernur Ganjar Pranowo menyambut positif ide pertanian hidroponik yang dilakukan warga Panggang. Dia meminta pertanian hidroponik yang dilakukan warga terus berjalan.
“Hidroponik biasanya baru cukup untuk kebutuhan kecil-kecil. Bisa nggak ini kita kembangkan dengan greenhouse yang lebih gedhe lagi, dan kemudian menghasilkan di daerah kering. Inilah yang saya sebut sebagai mengintroduksi atau memasukkan teknologi,” katanya.
Ganjar menilai, teknologi pertanian di Australia yang menggunakan air dengan efisien, bisa dicontoh. Bahkan air yang disemprotkan di lahan pertanian, ada yang sudah diinjeksi dengan pupuknya.
“Sangat efisien. Maka Australia bilang gini, ini sungai saya untuk wisata, sebagian untuk air minum, dan sebagian untuk pertanian. Tapi semua dikontrol betul tingkat polusinya. Ini hebat betul,” tandasnya. (prov/uck)